Menemukan satu file cerpen yang dibuat waktu SMA.. tepatnya tugas untuk buat cerpen sih..
HARAPAN
Luna
seorang gadis SMA biasa. Dia gadis yang egois, cemburuan, dan kepala batu.
Karena itu, dia sering bertengkar dengan kekasihnya yang bernama Titan. Luna
sering sekali membuat Titan kesal, tapi pada akhirnya Titan yang selalu meminta
maaf terlebih dahulu.
Suatu
hari, Luna ingin membelikan hadiah untuk ibunya sebagai kado ulang tahun. Dia akan
meminta Titan untuk menemaninya. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, dia
langsung pergi menghampiri Titan di kelasnya. tetapi Titan menolak karena ada
rapat kilat yang harus dia hadiri. Saat Titan menolak permintaan Luna, dia
sedang bersama gadis yang cantik bernama Rosalind. Itu membuat Luna cemburu dan
makin kesal. Karena kecemburuannya, dia marah-marah dan membentak Rosalind yang
tidak tahu apa-apa. Sikap Luna itu membuat Titan kehilangan kesabaran. Untuk
pertama kalinya, Titan membentak Luna. Luna tidak menyangka Titan akan
membentaknya dan emosi Luna menjadi memuncak.
“Aku
kecewa karena kamu lebih mementingkan hal lain daripada aku! Bahkan kamu
membentak aku hanya karena gadis itu! Aku benci! Lebih baik kita berakhir
sampai di sini saja!” Tanpa sadar Luna mengucapkannya. Titan maupun Luna sama-sama
terkejut. Dengan amarah, Titan pun menyetujuinya dan pergi ke tempat rapat
bersama Rosalind. Luna syok dengan apa yang baru dia alami. Rasa menyesal pun
datang, tapi dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dua
hari telah berlalu, Luna dan Titan tidak pernah lagi bertegur sapa sejak
kejadian itu. Mereka saling acuh dan cuek. Tetapi sebenarnya Luna tidak ingin
itu semua terjadi. Sampai di rumah, dia langsung membaringkan diri di tempat
tidurnya. Dia menutup mata dan mulai menangis. Kemudian dia mendengar seseorang
berkata, “Mengapa kau menangis?”
Luna
pun membuka mata dan terkejut melihat sesosok peri yang ada di hadapannya.
“Siapa
kamu?”
“Aku
adalah seorang peri yang mampu mengabulkan semua permohonanmu. Panggil saja aku
Peri Flimsy, Peri Pengabul Permohonan,” jawab peri itu.
“Benarkah?”
“Iya.
Sebut saja tiga permohonanmu,” kata Peri Flimsy.
“Aku…
aku ingin kembali ke masa lalu,” pinta Luna sambil tersedu-sedu.
“Baiklah,
sekarang pejamkan matamu.” Luna memejamkan matanya dan beberapa detik kemudian
terdengar bel pulang sekolah. Luna pun membuka matanya. Dia terkejut
permohonannya benar-benar dikabulkan. Kemudian Luna bergegas menemui Titan. Dia
berniat untuk meminta baik-baik dan tidak akan marah pada Titan bila dia tetap
menolak. Tetapi apa yang direncanakan Luna gagal. Apa yang ingin Luna katakan,
tidak bisa diungkapkan. Mulut Luna bergerak sendiri dan berbicara sesuai dengan
yang telah terjadi. Luna tidak ingin berkata ‘ Lebih baik kita berakhir sampai
di sini’, tetapi mulutnya tidak bisa dicegah. Lalu hal yang sama terulang lagi.
Peri Flimsy datang ketika Luna sedang menangis di kamarnya, tetapi peri itu
langsung bertanya, “Bagaimana? Ada lagi permohonanmu?”
Luna
memohon hal yang sama, yaitu kembali ke masa lalu. Hasilnya tetap sama. Dia
yang putus asa merasa kesal pada Peri Flimsy.
“Mengapa? Mengapa tidak bisa? Bukankah kau bisa
mengabulkan semua permohonanku?” kata Luna sambil menangis. “Pasti kau bohong!
Kau bukan peri! Kau hanya mempermainkan aku!”
Peri
Flimsy hanya tersenyum lembut dan berkata, ”Satu permohonan lagi. Pikirkanlah
apa sebenarnya yang kau inginkan.”
“Aku
hanya ingin memperbaiki semua kesalahanku,” jawab Luna dengan lemas dan pasrah sambil
menutup mata.
“Dikabulkan!”
kata peri itu.
“Luna!
Luna! Bangun, sayang!” Suara lembut itu membangunkan Luna yang tertidur. Luna
sadar bahwa peri itu hanya mimpi dan masalah belum terselesaikan. Ibunya Luna
tahu bahwa anak gadisnya sedang mengalami permasalahan dan meminta Luna
menceritakannya. Luna tidak hanya menceritakan masalahnya dengan Titan tapi
juga menceritakan tentang mimpi peri itu. Mendengar mimpi itu, ibunya tertawa.
Kemudian dia berkata pada Luna, “Mimpi itu pasti datang karena kamu terlalu
memikirkannya, memikirkan untuk kembali ke masa lalu. Padahal, itu semua tidak
mungkin terjadi.
“Sayang, jika kamu memang ingin memperbaiki
kesalahanmu, kamu harus melakukannya di masa depan. Karena kebahagiaanmu itu hanya
ada dalam tangan kamu sendiri. Apa yang kamu lakukan akan menentukan ke mana
kamu akan melangkah dan menjalani hidupmu. Dan setiap kejadian akan membuatmu
makin dewasa dari waktu ke waktu.”
“Juga
menjadi tua dari waktu ke waktu, iya kan?” tambah Luna dengan bercanda. Lalu
mereka tertawa bersama.
Hari
berikutnya, dia menemui Titan dan tanpa basa-basi langsung meminta maaf. Titan
terheran melihat tingkah Luna dan tidak menyangka Luna akan berbuat seperti itu.
Luna masih tertunduk, lalu berkata, “Aku sadar aku bukan gadis secantik dan
selembut dia. Tapi aku akan berusaha dan memulai semua dari nol. Aku akan
memperbaiki semua kesalahanku dan merubah perangaiku yang buruk.”
“Hei,
hei, hei, apa maksudmu dengan ‘secantik dan selembut dia’ ? Siapa yang kamu
maksud? Rosa??” Luna hanya mengangguk, sedangkan Titan tertawa.
“Dasar
gadis bodoh. Dia adalah kekasih sahabatku, jadi tidak mungkin aku menyukainya.
Gadis yang aku suka itu hanya kamu.”
“Benarkah?”
kata Luna sambil tersenyum senang. “Berarti kamu lebih bodoh lagi karena
menyukai gadis bodoh sepertiku!” Mereka tertawa bersama. Di dalam hati, Luna
berkata, “Meskipun peri itu hanya ada di mimpi, tetapi aku merasa bahwa itu
telah menjadi nyata. Permohonanku yang terakhir telah dikabulkan.”
~The End~
1 comment:
selingan karena lanjutan cerita Awan Yang Chrysta Suka belum kelar, :)
Post a Comment