Showing posts with label Reviews. Show all posts
Showing posts with label Reviews. Show all posts

Thursday, April 12, 2018

Akatsuki No Yona as the Best Shoujo Manga


Wah udah lama rasanya nggak ngoceh di blog. Ocehanku kali ini tentang salah satu manga, yang ada animenya juga, yaitu Akatsuki No Yona. For me and for now, this is my most favorite manga for romance genre (since I have One Piece as the most fav in my lists for another genre). Alert! This is for you who love shoujo manga 😆


Kenapa buatku Akatsuki No Yona is the best as a shoujo manga? Ada tiga alasan. Pertama adalah dari segi plot story yang oke. Kedua adalah kisah cintanya. Yang terakhir adalah penggambaran karakternya.

Nah sebelum aku komentar dan jelasin tiga hal di atas, biar kuringkas deh cerita Akatsuki No Yona ini tentang apa. Intinya, di Kouka Kingdom, ada seorang putri raja (Yona) yang kabur dari istana setelah Sang Ayah atau Sang Raja dibunuh oleh orang yang dia cinta (Soo-Won). Hal ini membuat Yona dan Hak (pengawal Yona) sangat terkejut dan kecewa. Mereka berdua ngerasa terkhianati. Padahal mereka udah dekat dari kecil, bahkan Soo-Won pun merupakan sepupu kesayangan Raja, tapi nggak disangka Soo Won tega membunuh ayah Yona. Ketika mereka kabur, Yona dan Hak ketemu seorang biksu yang bilang kalau Yona adalah titisan Dewa Naga Merah yang dulunya menjelma sebagai raja pertama Kouka, dan mereka harus cari empat naga lain demi kesejahteraan Kouka Kingdom. Dan dimulailah perjalanan Yona untuk mencari empat naga itu dan untuk membalas dendam. (Well, untuk tahu lebih jauh, gugling aja sinopsisnya, atau baca komiknya sekalian karena aku pun agak lupa hahaha)

Untuk kalian para pecinta shoujo manga, hati-hati. Mungkin setelah baca komik ini, kalian akan ngrasa bosan dengan shoujo manga lain. Kenapa? Karena shoujo manga satu ini beda, dan mungkin kalian nggak akan puas dengan kebanyakan shoujo manga yang alurnya gitu-gitu aja nantinya.

Alur cerita di komik ini nggak melulu tentang kisah cinta yang cheesy dan klise karena pembaca bakal masuk ke ranah ekonomi, politik dan sosial, plus ada actionnya juga. Hal semacam perebutan kekuasaan dan wilayah, perang, korupsi, dan kemiskinan bakal nemenin pembaca dengan setia. Poin plus lain adalah kedetailan dalam memunculkan dan menyelesaikan masalah-masalah itu yang bikin ceritanya nampak lebih real and logic.

Selama di istana, Yona cuma tahu kedamaian dan menganggap kerajaannya baik-baik aja. Ini adalah efek dari prinsip ayahnya yang anti-senjata dan nggak suka perang. Dalam perjalanannya, mata Yona akhirnya terbuka dan mulai meragukan prinsip itu karena nyatanya dari masa kekuasaan ayahnya, masalah-masalah pelik seperti korupsi, perdagangan gelap, perbudakan, kemiskinan, dan narkoba (kalau di komik bukan narkoba sih, lupa sebutannya apa tapi efeknya mirip narkotika gitu) masih merajalela. Dan siapa orang yang mencoba manyelesaikan itu? Soo-won.

Jadi bisa dibilang, menurutku, Yona dan Soo-won punya tujuan yang sama, cuma beda cara pandang atau cara mencapai tujuan itu. Nah masalah - masalah itu pun yang mau nggak mau mempertemukan mereka berdua, di medan pertempuran. Eits bukan sebagai musuh, tapi juga bukan sebagai sekutu. Bingung ya? Ya pokoknya ada saat-saat dimana Yona, Hak, and the group nggak balas dendam ke Soo-won meski mereka ketemu karena prioritas Yona adalah rakyatnya. Well, actually until now, belum ada tanda-tanda bakal ada perang antara Yona dan Soo-won sih. Toh Yona juga mulai menunjukkan kalau dendamnya mulai hilang. Intinya, alur ceritanya yang nunjukin complicated feelings and situations bikin nggak bosan bacanya.

Kisah cinta di sini juga nggak kalah seru. Namanya juga shoujo ya, jadi nggak mungkin nggak ada romansanya. Cinta segitiga antara Hak, Yona, dan Soo-won itu bikin greget banget. Gemes gitu rasanya. Mungkin karena fokusnya bukan cuma di percintaan, jadi terkesan lambat, jadi sering mbatin 'cepet sih ngomong'.


Ya bayangain aja, udah 155 chapter, Hak sebagai tokoh utama laki-laki baru ngomong suka. Itu pun hubungan mereka masih sebatas pengawal dan putri raja. Maklum sih, Hak dari kecil udah suka sama Yona tapi tahu kalau dia itu cuma pengawal Yona dan yang pasti dia tahu banget kalau Yona itu cintanya sama Soo-won. Makanya sepanjang perjalanan 150an chapter, Hak cuma bisa nahan perasaan. Nyesek.


Di sisi lain, Yona yang kecewa berat sama Soo-won, dan sedih banget pastinya, karena selalu ditemani Hak lama-lama Yona ya luluh juga. Lama-lama hatinya dagdigdug juga kalau lagi sama Hak. Tapi Hak nggak tahu. Dia masih yakin Soo-won masih kuat di hati Yona. Salah tingkahnya Yona dia anggap sebagai kepolosan Yona yang nggak pernah digoda atau diledek dalam urusan cinta.

Sedangkan yang kupahami tentang Soo-won adalah Soo-won sebenarnya juga sayang sama Yona, tapi dia berkorban demi kepentingan masa depan kerajaan makanya dia merasa harus membunuh ayah Yona dan tentu saja hal ini membuat dia nggak mungkin sama Yona. Aku masih belum bisa nebak 100% juga sih apakah Yona bakal milih Soo-won sebagai cinta pertama sekaligus pembunuh ayahnya atau Hak yang selalu ada di sisinya. Karena siapa tahu si author bikin plot twist di ending story-nya (yang nggak tahu kapan).

Itu masih segelintir keruwetan kisah cinta dari mereka bertiga, masih ada kisah cinta lain karakter lain sebagai bumbu tambahan di cerita. Tapi bagiku, perbandingan kisah cinta dan polemik kehidupan di cerita ini tuh tetap sama rata. Pengemasan ceritanya nggak terlalu romantis-alay juga nggak terlalu serius dan berat. Makanya aku setia banget nungguin chapter-chapter selanjutnya. Selain itu ya karena aku suka cerita cinta typical cinta diam-diam sih, hahaha. Memang sih kalau untuk komik shoujo, percintaannya kurang banget. Sayangnya aku malah suka yang begini. Separuh shoujo, separuh shonen. Karena jarang-jarang ada komik dengan takaran cerita seperti ini.

Kalau tentang penggambaran karakternya, aku nggak bakal mengulas tentang karakter mereka, apalagi satu-satu. Duh, itu butuh halaman lain. Yang kumaksud penggambaran karakter tuh lebih ke dialog dan gambarnya. Cara authornya ngegambar tuh pas aja gitu, benar-benar sampai ke hati. Yang paling favorite buatku sih kalau lagi adegan kocak, sedih, sama salah tingkah antara Yona dan Hak. Adegan kocak antara Hak dan empat naga lain juga sih. Ya pokoknya bener-bener pas kapan ngegambar karakter chibi, atau gambar yang seperti apa yang paling nusuk di hati. Aku pun suka penggambaran aksi di sini meski nggak sedetail dan seseru komik shonen.


Overall, aku terpikat langsung sama karya Mizuho Kusanagi yang satu ini. Aku suka shoujo manga, tapi nggak ada yang kasih kepuasan yang aku cari-cari selain di komik ini. Bahkan sampai sekarang. Udah aku coba cari cerita yang mirip, tetep yang paling memuaskan ya Akatsuki No Yona. Real and fiction-nya bisa menyatu dan aku dapet banget 'feel'nya.

Eh tapi perlu digarisbawahi, tiap orang punya preference masing-masing. Jadi, pastinya ada yang nggak sependapat sama aku. But it's ok. It's up to you btw.

Monday, March 26, 2018

Behind the Story of Maze Traveler

Behind the Scene Story
Penjelajah Labirin

Maze Traveler adalah cerita bersambungku yang pertama. Yah, sebenarnya ada cerita berkelanjutan lain yang aku post di blog ini, hanya saja tidak sepanjang dan se-lama (dalam hal pembuatan cerita) Maze Traveler. Awalnya tidak ada niatan sama sekali untuk membuat cerita bersambung. Aku hanya ingin menulis tentang gejolak batin seseorang yang memiliki masalah kepribadian (pada Labirin Kaca) dan seseorang yang menginginkan kebebasan (pada Labirin Pohon). Aku juga sengaja memberi akhir yang menggantung seolah akan ada cerita selanjutnya, dan memang aku berencana membuat cerita selanjutnya sih. Hanya saja total keseluruhan cerita hanya tiga atau empat bagian, lalu aku tamatkan. Namun, ketika menggarap bagian ketiga (plot cerita ketiga) sempat mengalami mandeg. Sebenarnya saat itu sudah jadi, tinggal post di blog, tapi entah kenapa masih kurang sreg. Lalu aku mencoba lanjut ke cerita empat (cerita ketiga akhirnya tetap di upload), tapi aku bingung mau mengakhiri cerita seperti apa. Karena seolah kehilangan jiwa di cerita ini, aku benar-benar mandeg sampai sekitar dua tahun, hahaha.
Lalu tahun 2016, aku mencoba membuka draft plot cerita labirin ini lagi, pelan-pelan aku garap lagi, dan aku revisi lagi (semacam skripsi XD). Tidak banyak yang kuganti untuk cerita pertama dan kedua, paling judul cerita kedua kuganti menjadi Labirin Lain karena cerita yang benar-benar menunjukkan tentang labirin pohon ada di cerita ketiga. Di sinilah aku menemukan ide aneh: Hutan Adam, dan menjadikan ini klimaks di cerita keempat. Jadi, rencananya bagian ke empat ini akan lebih-sangat-panjang ketimbang cerita bagian sebelumnya. Eh, ndilalah karena beberapa faktor keadaan, cerita ini kesendat lagi. Maklum, waktu itu aku jadi mahasiswi tingkat akhir. Aku mulai lanjut lagi di pertengahan tahun 2017. Lagi-lagi, aku harus baca semua catatan, draft plot dan tokoh-tokohnya biar dapat chemistry sama ceritanya *halah. Dan, ternyata, ujung-ujungnya banyak juga yang dirubah, terutama bagian Labirin Pohon. Labirin Pohon kubuat menjadi beberapa bagian atau beberapa posts dan Hutan Adam akan menjadi bab atau judul tersendiri. Di 2017 juga inilah aku memutuskan untuk membuat cerbung dengan judul Maze Traveler atau Penjelajah Labirin dengan pertengahan cerita yang 180° berbeda dari rencana awal. Sama sekali tidak terpikirkan untuk memunculkan tokoh penyihir, dimana tokoh inilah yang punya peranan significant dalam cerita ini. Lalu beberapa nama tokoh juga berganti-ganti, bahkan sampai detik-detik terakhir aku post ulang ceritanya dari bagian pertama (2018), masih ada yang kuganti. Ada juga tokoh yang akhirnya tidak kumasukkan karena terlalu banyak tokoh laki-laki, jadi aku hanya memasukkan tokoh laki-laki yang sangat mempengaruhi jiwa kebatinan tokoh utama saja.
Nah, itu tadi seputar kisah perjalanan waktu dalam pembuatan cerita ya. Terus bagaimana dengan cerita itu sendiri? Spoiler cerita boleh? Atau genrenya deh, dan inspired by true story mungkin? *uhuk.
No spoiler ya, maaf, hahaha. Yang pasti ini bukan bacaan berat dan ini cerita yang cukup aneh. Apalagi aku cuma penulis abal-abal. Kalau masalah genre bisa ditebak sih: fantasi. Sedangkan mengenai kisah nyata atau tidak, sebenarnya memang inspirasi dari kisah nyata. Beberapa tokoh itu memang nyata ada, hanya kuganti nama. Tetapi pengalaman detailnya tentu berbeda. Bahkan bisa dibilang tidak ada satu hal pun yang cukup mendetail tentang para tokoh laki-laki yang kuceritakan. Mereka kumunculkan dan kuhapus dalam sekejap, karena pada nyatanya begitulah mereka. Datang dan pergi seenaknya dengan meninggalkan bekas dan pengaruh tersendiri untuk si tokoh utama dalam realita. Sebenarnya aku sendiri tidak puas dengan cerita ini, terlalu klise. Tetapi aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kumulai. Meski membutuhkan waktu yang lama, sekalipun pikiranku sudah mulai bergerak cukup dinamis (sesuai umur dan cara pandang, ingin membuat sesuatu yang lebih berbobot seperti memunculkan kehidupan sosial dan setting yang real), aku tetap ingin menyelesaikannya karena menulis dan menamatkan cerita ini sudah seperti bagian dari tanggung jawabku *halahalaahh. Jadi, ya, aku berharap bisa selesai, dan tidak tersendat terlalu lama (lagi). ‘-.-


*tambahan1: aku tidak tahu apa bisa kusebut sebagai bab atau sub-bab per post jika satu postnya saja ada yang hanya menghabiskan selembar kertas A4 hahaha… Yah, anggap saja bisa ya.
*tambahan2: alasan kenapa bukan update cerita terbaru, malah tulisan tidak jelas ini adalah karena aku sedang merombak total bagian ke empat, yang awalnya masih masuk bagian cerita Labirin Pohon, akhirnya kubuat jadi Labirin Mimpi (yang membuat kisah ini semakin terasa klise sih sebenarnya, tapi demi adanya sebuah foreshadow atau hint dalam cerita ya apa boleh buat). 
*tambahan3: setelah selesai mengetik, baru sadar, di bilang no spoiler awalnya tapi tetap saja ada beberapa spoiler semacam kemunculan penyihir dan judul Labirin Mimpi '-_-



Tuesday, March 13, 2018

Dimana Letak Kebebasan? - Pasung Jiwa karya Okky Madasari (Opini Pribadi)

Kebebasan hanya fiktif belaka. Bagaimana mungkin ada kebebasan jika satu detik setelah manusia lahir, sudah ada norma dan aturan sosial yang harus dilekatkan padanya, pada bayi yang baru saja lahir ke dunia. Ada konstruksi sosial dan gender yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Apa konstruksi tersebut dibuat oleh manusia? Tentu saja. Berarti bukankah manusia itu sendiri yang memenjarakan diri? Tidak, lebih tepatnya konstruksi sosial, terutama konstruksi gender, pada awalnya dibuat untuk menguntungkan pihak laki-laki; itu untuk meguntungkan ruang gerak mereka dan memenjarakan wanita. Cari dan baca saja sejarah kehidupan wanita, bagaimana mereka teraniaya; mereka dijadikan budak baik jiwa maupun raga. Dan sekarang yang katanya emansipasi wanita? Ah percuma. Pada nyatanya, yang kupercaya, tidak ada kebebasan di dunia.

Kebebasan adalah hal yang kurenungi setelah membaca novel Pasung Jiwa yang ditulis oleh Okky Madasari. Sebuah novel kritik sosial yang menceritakan tentang kehidupan Sasana, seorang laki-laki yang menjadi biduan dangdut, dan Jaka, laki-laki yang memberi jalan kepada Sasana untuk menjadi Sasa si Biduan. Novel yang cukup menguras emosi. Meski salah di mataku dan di mata masyarakat pada umumnya--seorang laki-laki yang berdandan perempuan--,tapi itu lah potret kehidupan nyata dengan segala pengalaman buruknya. Lagi-lagi kita disindir dan dibikin mikir, bejat mana, orang yang menjadi waria tapi jujur pada dirinya atau orang yang seharusnya jadi panutan masyarakat tapi menyodomi mereka? Bejat mana, orang pekerja seksual yang tak munafik atau orang yang menghancurkan lokalisasi berkedok agama tapi sambil teriak "Bunuh! Bunuh!" dan menikmati juga barang-barang jarahannya?

Untukku, kisah yang disandingkan dalam Pasung Jiwa cukup pelik dan efeknya mungkin jika aku bertemu dengan seorang wanita-pria di depan mata, aku akan membatin, "Apa hidupnya serunyam Sasana?". Meski di akhir cerita, si penulis 'memberi' kebebasan pada Sasana dan Jaka, tapi apa mereka telah benar-benar bebas? Apa kita manusia, memang benar bisa bebas lepas?

Seperti yang kubilang di awal: fiktif. Sejatinya Tuhan memang tidak sekalipun membuat sesuatu yang kita sebut sebagai kebebasan, karena manusia memang diciptakan dengan aturan untuk hidup berdampingan. Tuhan tidak menciptakan kebebasan, tapi kemudahan dan perlindungan. Sayangnya, manusia sekarang kecanduan untuk mempersulit keadaan. Tuhan ciptakan pria dan wanita dengan perananannya. Tapi manusia terlalu congkak, ingin berkuasa dan mengubah kodratnya.

Banyak juga yang cenderung berpikir, orang yang kuat, dia bisa berkuasa; orang yang berkuasa, dia bisa bebas suka-suka. Iya, tepat, sesuai realita, tapi ya jelas hanya di dunia; bebas yang semu, maya, palsu. Bagi sebagian orang lain, yang tak punya kekuatan-kekuasaan, mati adalah kebebasan. Bahkan dalam Pasung Jiwa pun disuguhkan. Salah satu karakter yang ditemui Sasana di rumah sakit jiwa memilih mati demi bisa bebas. Atau tengok novel klasik seperti The Awakening karya Kate Chopin dimana tokoh utamanya pun memilih bunuh diri sebagai simbol kebebasannya karena dia terlalu terkekang dengan aturan masyarakat pada saat itu.

Tapi pada kenyataannya, lagi-lagi sayangnya, kematian pun ada aturannya. Orang yang memilih mati demi kebebasan, justru bukan mendapat kebebasan tapi masuk ke kurungan lain, bisa saja. Setidaknya begitu dalam agama yang kupercaya. Kebebasan yang lebih besar eksis di surga. Mati memang jalan satu-satunya, tapi mati pula jalan yang sama ke 'penjara' (red:neraka).

Tambahan, kenapa kubilang 'kebebasan yang lebih besar' bukan 'kebebasan nyata, mutlak, sejati, atau sesungguhnya'? Ya aku hanya berpikir ulang, Kalau surga sebebas itu, apa akan ada manusia di dunia? Kita ada karena Adam dan Hawa yang terusir dari surga, kan? Karena adanya pelanggaran aturan, meski hanya ada satu aturan/larangan. Dan yang bisa mengusir mereka cuma Dia. Jadi yang sebenar-benarnya bebas dan memiliki kebebasan hanya satu: Tuhan, Yang Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Segala.

Ah sepertinya lanturanku terlalu panjang ya. Ku sekian kan saja daripada bosan. Intinya, aku menikmati novelmu Mbak Okky, dua jempol.

Monday, January 26, 2015

Plot dan Review Anime Itazura na Kiss

“Kotoko tidak mampu melakukan 90% hal yang bisa kulakukan. Tapi, 10% hal yang tak bisa kulakukan, dia berhasil melakukannya padahal tidak ada orang lain yang bisa.” ~ Irie Naoki
“Gigihlah dalam mencintai seseorang dan mencintai pekerjaan.” ~ Putri Sintha
Sukses itu bersama orang-orang yang gigih dan tekun! Yap, sukses memang seringnya bersama orang-orang yang bekerja keras dengan gigih dan tekun. Kalimat itu bukan kutipan dari siapa pun, bukan juga kalimat milikku meski keluar dari mulutku sendiri, karena kalimat itu sudah menjadi rahasia umum dan menjadi milik semua orang. Banyak contoh yang bisa kita ambil dari dunia nyata, dan dari tokoh-tokoh terkemuka di dunia, bahkan yang sudah almarhum berpuluh-ratus tahun yang lalu. Dan contoh lain bisa diambil dari cerita-cerita yang kita baca atau kita tonton. Salah satunya Itazura Na Kiss, sebuah komik yang telah dijadikan anime dan bahkan ada versi Drama Korea dengan cerita yang lebih singkat.
Itazura Na Kiss adalah komik atau manga yang ditulis oleh Kaoru Tada dengan genre romantic comedy dan slice of life. Komik ini mulai dipublikasikan dari tahun 1990 dan selesai tahun 1999 dengan total 23 volume. Versi anime sudah mengudara tahun 2008, sedangkan versi drama telah dibuat sebagai drama Jepang tahun 1996, drama Taiwan pada tahun 2005, dan drama Korea dengan judul Playful Kiss tahun 2010. Tahun 2013, telah dibuat remake dengan judul Mischievous Kiss: Love in Tokyo (drama Jepang).
Anime Itazura na Kiss

Awal cerita dimulai dengan penolakan sebuah pernyataan cinta yang dibuat oleh siswi SMA kelas F bernama Aihara Kotoko. Surat cintanya ditolak mentah-mentah oleh siswa SMA kelas A terpintar se-Jepang, Irie Naoki. Kesialan lain juga terjadi setelah itu. Gempa level 2 telah terjadi dan menyebabkan rumah baru Kotoko roboh. Padahal rumah yang lain baik-baik saja. Alhasil, dia dan ayahnya terpaksa tinggal sementara di tempat sahabat masa kecil ayahnya, tepatnya di kediaman keluarga Irie, keluarga di mana Naoki di besarkan.
Naoki selalu bersikap dingin dan acuh pada Kotoko. Dia meminta agar Kotoko menjaga rahasia tentang tinggal serumah dan memintanya agar tidak mengajaknya bicara di sekolah. Selain itu, adiknya yang bernama Irie Yuuki, pun menganggap Kotoko sebagai pengganggu. Naoki dan Yuuki sering sekali mengatakan hal buruk dan tidak menjaga perasaan Kotoko, sehingga membuat Kotoko menderita. Untungnya ibunya Naoki sangat baik pada Kotoko karena dari awal dia selalu ingin punya anak perempuan. Makanya dia sudah menganggap Kotoko seperti putrinya sendiri.
Saking senangnya, ibunya Naoki pun memperlihatkan foto masa kecil Naoki di mana dia diperlakukan seperti perempuan. Dari pakaian sampai rambutnya, semuanya mirip seperti anak perempuan. Kotoko pun mengambil kesempatan ini untuk mengancam Naoki agar mau mengajarinya untuk ujian tengah semester yang akan diadakan dua minggu ke depan. Dia bertekad agar namanya masuk dalam list ranking 50 teratas.
Dengan segenap usaha Kotoko dan kesabaran Naoki, Kotoko pun berhasil masuk peringkat ke-50. Tentu saja, selama proses belajar mengajar yang mereka lakukan, ada sedikit  perubahan pada sikap Naoki, meski itu hanya sekian persen. Setidaknya Naoki tidak membenci Kotoko melihat usaha keras dan gigihnya dalam belajar. 


Kehadiran Kotoko sedikit banyak merubah kehidupan tenang si jenius Naoki. Dia tentu lebih sering merasa kesal dengan tingkah laku Kotoko. Ditambah lagi berita mereka tinggal bersama sudah menyebar. Karena hal ini, murid kelas F meminta Kotoko untuk membujuk Naoki agar mau menjadi tutor mereka. Dengan terpaksa Naoki setuju. Alhasil, semua anak kelas F berhasil lulus dan masuk ke Universitas Tonan, kecuali Ikezawa Kinnosuke, teman sekelas Kotoko yang selalu menyukainya secara terang-terangan tapi bertepuk sebelah tangan.
Berbeda dengan Kotoko yang memang sudah ingin masuk ke perguruan tinggi, Naoki justru dilema. Keinginan ayahnya adalah agar dia masuk Universitas Tokyo dan menjadi penerus ayahnya. Tetapi Naoki tidak menginginkan hal itu, dan dia sendiri masih belum tahu apa yang dia inginkan. Setelah beberapa kejadian terjadi, pada akhirnya dia tidak mengikuti tes masuk Universitas Tokyo. Lalu dia malah memilih masuk Universitas Tonan dan masuk di fakultas teknik dan sains. Saat itu dia masih belum tahu karir yang sebenarnya dia inginkan.
Banyak yang tidak menyangka dengan keputusan Naoki. Bahkan Kotoko menyalahkan diri sendiri dan merasa menjadi pembawa sial karena Naoki harus membawa Kotoko ke rumah sakit ketika tes ujian masuk akan berlangsung. Kotoko memutuskan untuk meninggalkan rumah keluarga Irie di tengah malam. Untungnya Naoki berhasil merubah pikirannya dan mengatakan bahwa dia sendirilah yang tidak ingin masuk universitas tersebut. Bahkan Naoki merasa dan menganggap memiliki hidup yang berbeda dari biasanya itu cukup menarik.

Masa-masa akhir mereka di SMA Tonan, tepatnya ketika perpisahan kelas, tidak sengaja kelas A dan F merayakan di tempat yang sama. Tidak hanya murid kelas A, bahkan wali kelas mereka ternyata sangat memandang rendah kelas F termasuk wali kelas F. Apalagi wali kelas A menyalahkan Kotoko karena murid kesayangannya, Naoki, gagal masuk Universitas Tokyo. Naoki dan Kotoko pun beradu mulut dan pada akhirnya Naoki menertawakan, mempermalukan, juga mempermainkan perasaan Kotoko di depan umum. Tapi kali ini, Kotoko tidak tinggal diam. Dia membalas dengan menyebarkan foto masa kecil Naoki yang berpenampilan sebagai perempuan. Hal itu membuat Naoki malu dan kesal sehingga membawa keluar Kotoko. Di luar restoran, Kotoko menangis sambil berkata bahwa dia akan berhenti mencintai Naoki. Tidak disangka oleh Kotoko, Naoki justru menciumnya, lalu menantang Kotoko bahwa dia tidak akan pernah bisa berhenti mencintai Naoki.
Naoki dan Yuuko
Naoki berada di Fakultas Teknik dan Sains, sedangkan Kotoko berada di Fakultas Seni, dan dimulailah kehidupan mereka sebagai mahasiswa. Di sini saingan Kotoko akhirnya muncul. Dia adalah teman sekelas Naoki yang bernama Matsumoto Yuuko. Tapi sebenarnya dia bukan benar-benar saingan Kotoko, karena Naoki sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Satu tahun sudah mereka tinggal serumah, ayah Kotoko merasa tidak bisa terlalu lama lagi tinggal dan merepotkan keluarga Irie, sehingga mereka pun pindah ke apartemen kecil dekat restoran ayah Kotoko. Kotoko tentu saja sangat sedih. Begitu juga dengan Naoki, tapi Naoki tidak pernah menunjukkannya. Mereka pun memulai hari-hari mereka masing-masing. Suatu hari, Kotoko rindu keluarga Irie dan tanpa sadar ke rumah mereka lalu mendapati Yuuki yang sedang kesakitan. Karena bingung, dia menelpon Naoki dan Naoki memberitahu apa saja yang harus dia lakukan. Rupanya Yuuki mengalami penyumbatan usus dan segera dioperasi. 
Yuuki, Non-chan, Naoki, dan Kotoko
Di rumah sakit, mereka bertemu dengan pasien bernama Kimura Nobuhiro yang sering mereka panggil Non-chan, seorang anak laki-laki seusia Yuuki yang sakit-sakitan dan sudah lama dirawat di rumah sakit. Mereka menjadi akrab dengan Non-chan dan sangat sedih ketika Yuuki sudah dibolehkan pulang. Karena Non-chan lah Kotoko berpikir pasti Naoki bisa melakukan sesuatu untuknya, seperti menjadi dokter. Kotoko yakin Naoki bisa menjadi dokter yang hebat. Itulah yang membuat Naoki berpikir lebih jauh tentang masa depannya. Dan akhirnya dia memantapkan diri untuk pindah jurusan ke bidang kedokteran, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Inilah pertama kalinya Naoki belajar dengan serius, dan Kotoko selalu mendukungnya. Setengah tahun berikutnya, Naoki resmi menjadi mahasiswa kedokteran. Sebagai info tambahan, Kotoko kembali ke rumah keluarga Irie karena ayahnya melihat Kotoko lebih bahagia tinggal bersama mereka bersamaan dengan sembuhnya Yuuki.
Christine, Sir Robbins, Direktur dan Naoki
Setelah lulus tes pindah jurusan, ayah Naoki pun tahu dan marah. Naoki dengan tegas menolak untuk jadi penerus ayahnya. Hal ini membuat ayahnya terkena serangan jantung dan masuk rumah sakit di saat perusahaannya sedang mengalami banyak masalah. Munculah saingan Kotoko yang sebenarnya, seorang perempuan keturunan bangsawan bernama Christine yang dijodohkan dengan Naoki demi menyelamatkan perusahaan ayahnya. Tetapi perjodohan ini tidak diketahui orang tua Naoki. Naoki sendiri berbohong dengan mengatakan bahwa dia ingin menikah dengan Chris karena dia memang menyukainya, bukan karena ingin menyelamatkan perusahaan.
Kin-chan melamar Kotoko
Di sisi lain, tidak hanya saingan Kotoko yang muncul, tapi saingan Naoki yang dari awal sudah muncul sekarang malah semakin meyakinkan. Dia adalah Kinnosuke. Karena begitu menderita dengan sikap-sikap Naoki dan rasa sakit melihat Naoki bersama dengan Chris, Kotoko memutuskan untuk mempertimbangkan lamaran Kinnosuke. Keputusan ini didukung sahabat-sahabat SMAnya dan juga ayahnya.

Pada saat Naoki tahu bahwa Kinnosuke telah melamar Kotoko, dia pun menemui Kotoko dan jujur tentang perasaannya. Sebelum mereka bertemu, Kotoko sendiri pun sudah menyadari bahwa dia tidak bisa menerima Kinnosuke karena dia hanya mencintai Naoki. Tanpa diduga-duga, setelah pertemuan mereka, Naoki langsung membawa Kotoko ke hadapan keluarga mereka dan meminta izin untuk menikahi Kotoko. Semua syok, termasuk Kotoko. Tapi semua juga bahagia dan setuju. Tidak hanya itu, Naoki yang sudah memutuskan untuk mengubur mimpinya sebagai dokter akhirnya dapat restu dari ayahnya agar tetap mengejar impiannya. Ditambah lagi, Yuuki menimpali pembicaraan mereka bahwa Yuuki akan membantu ayahnya di perusahaan. Sampai saat itu tiba, ayah mereka harus berjuang dan bertahan di perusahaan itu.
Kotoko di pernikahannya
Naoki tersipu setelah dicium oleh mempelai wanitanya

Ketika melamar, tentu saja Naoki sudah mengatakan bahwa mereka akan menikah setelah mereka lulus kuliah nanti. Tapi karena ibunya Naoki itu ‘super’, tanpa mendengar pendapat dan persetujuan Naoki, dia membuat pernikahan mereka lebih cepat, yaitu dua minggu setelah mereka berhasil membuat keluarga Chris dan juga Kinnosuke mengerti. Di upacara pernikahan ini pula Kotoko akhirnya tahu bahwa sebenarnya Naoki sudah menyukainya sejak lama. Bahkan ketika di Romance Village, Naoki pernah mencium Kotoko yang sedang tertidur di bawah pohon, dan yang mengetahuinya saat itu hanya Yuuki.

Segala hal baik sudah terjadi, tapi cerita belum berakhir. Lagi-lagi Kotoko harus berjuang keras dalam hidupnya, sebagai istri dan sebagai seorang mahasiswi jurusan keperawatan. Sebagai istri, dia belajar menjadi lebih dewasa dan memahami suaminya. Terkadang rasa saling percaya juga diuji. Apalagi dengan sikap Naoki yang susah mengekspresikan isi hatinya, menyebabkan seringnya terjadi salah paham di antara mereka. Setelah bulan madu, Kotoko memutuskan untuk menjadi seorang perawat. Sebagai mahasiswi keperawatan, tentu dia jauh lebih berusaha keras. Tes pindah jurusan saja dia pernah gagal, apa lagi ketika dia diterima menjadi mahasiswi keperawatan. Tapi dia tidak menyerah. Semenjak pulang dari bulan madu, Kotoko memang sudah bertekad untuk menjadi perawat. Dia tahu dia lemah dalam mengingat dan selalu melakukan kesalahan dalam praktek, maka dari itu dia selalu berangkat lebih pagi agar dapat berlatih di kampus.
Keita membantu Kotoko berlatih mengukur tekanan darah


Puncak konflik pada fase ini adalah ketika Naoki merasa cemburu dengan kedekatan istrinya dan Kamogari Keita, teman sekelas Kotoko. Keita berkebalikan dengan Naoki. Dia sangat baik, sopan, dan perhatian. Keita selalu membantu Kotoko, baik dalam praktek kelas maupun ketika Kotoko berlatih sebelum kelas dimulai. Bahkan ibunya Naoki yang hobi menyamar dan memata-matai juga takluk padanya, menganggap Keita adalah saingan terberat Naoki. Bahkan merasa Kotoko sebentar lagi akan meninggalkan mereka.
Kotoko pingsan setelah melihat mayat yang sedang diotopsi
Keita jengkel dengan sikap Naoki yang dingin terhadap Kotoko
Keita memang mirip Kinnosuke, terkadang bertindak tanpa rasionalitas. Dia melihat perjuangan berat Kotoko sebagai perawat. Sedangkan Naoki malah mengacuhkan istrinya sendiri dan malah bersikap dingin padanya. Tentu Keita tidak terima melihat penderitaan Kotoko. Akhirnya dia menyatakan perasaannya dan meminta Kotoko agar tidak kembali pada Naoki. Dia tidak berpikir lebih jauh tentang status Kotoko sebagai istri Naoki. Yang dia pedulikan hanya kebahagiaan Kotoko.
Bagaimana akhirnya? Tentu saja Kotoko tetap memilih Naoki. Hanya saja ada proses dan kejadian-kejadian lain yang terselip yang menjadikan mereka rujuk kembali. Yang pasti Keita di sini adalah cobaan pernikahan mereka yang terberat (menurutku), meskipun cobaan dalam pernikahan mereka masih berlanjut setelah mereka rujuk (yang tidak mungkin aku ceritakan dengan detail di sini).
Masih banyak kejadian-kejadian lain yang melibatkan kehidupan karakter lain seperti Kinnosuke, Chris, Yuuko, Non-chan dan Keita yang mungkin akan lebih greget kalau nonton langsung, karena di sini tidak bisa sedetail cerita di anime-nya.
Review:
Aku suka anime ini karena setidaknya menunjukkan bahwa kegigihan baik dalam hal perasaan maupun karir masa depan itu sangat diperlukan. Sekalipun terlambat mengetahui apa yang kita inginkan untuk masa depan, bukan berarti kita harus menyerah. Dan sekalipun apa yang kita pilih jauh dari kemampuan kita, bukan berarti kita tidak bisa dan tidak pantas berada di jalan itu. Semua tergantung pada kemantapan hati dan kegigihan dalam berusaha mencapai tujuan.
Pesan tersebut jelas terlihat dalam tokoh Kotoko yang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar dan tenang. Secara kasar, dia itu karakter yang bodoh dalam banyak hal. Poin positif yang dia punya hanya pekerja keras, gigih, dan  tekun dalam mencintai Naoki maupun tujuan lain seperti peringkat kelas, tes-tes sekolah atau tes ujian masuk, dan menjadi perawat di rumah sakit yang sama dengan Naoki. Hari-harinya diisi dengan kegigihannya berusaha mati-matian agar dilihat oleh Naoki dan dianggap pantas sebagai istri Naoki oleh orang lain. Dia berusaha dan bertahan meski sudah terjatuh berkali-kali. Dicaci, dipermainkan, dan ditertawakan, bahkan oleh Naoki (di awal), dia tetap bertahan dan tidak mau kalah. Ketika dia resmi menjadi perawat, bukan berarti dia sudah ahli jadi perawat dan tidak melakukan kesalahan. Justru dia masih ceroboh dan membuat kepala perawat kesal. Tapi Kotoko sudah benar-benar mencintai pekerjaannya, jadi dia meladeni dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Kerja keras dan kegigihannya pun bisa menaklukan pasien yang keras kepala yang selalu menyuruh-nyuruhnya seperti seorang pembantu.
Bukan berarti Naoki bukan orang yang gigih karena dia jenius. Sekilas Naoki mungkin memang terlihat kurang antusias karena dia jenius yang bisa melakukan banyak hal. Tapi menurutku, dia juga bisa dibilang gigih dalam mempertahankan Kotoko. Setidaknya bagi orang yang jenius seperti dia, melakukan hal-hal di luar yang biasa dia lakukan merupakan hal yang perlu diapresiasi. Apalagi untuk bertahan dengan perempuan super payah yang cemburuan, terkadang curigaan, dan mudah termakan omongan sekitar, itu bukan hal yang mudah. Gampangnya, bayangkan seandainya hidup kita biasanya sangat tenang dan selalu berjalan sesuai rencana. Lalu ada sesuatu yang merubahnya menjadi serba kebalikan. Otomatis kita akan berusaha untuk mengembalikannya seperti semula atau berusaha untuk terbiasa dengan perubahan itu. Dan Naoki memilih untuk bertahan dan terbiasa dengan perubahan itu. Sebenarnya ya ada sisi kegigihan di sini. Kegigihan yang jelas terlihat di diri Naoki adalah ketika dia memutuskan menjadi dokter dan berhasil menjadi dokter. Lihat saja bagaimana dia belajar untuk pertama kalinya demi tes masuk kedokteran dan bagaimana dia hampir mengacuhkan istrinya yang hamil tua dengan menolak pulang bersamanya karena dia memilih lembur di rumah sakit mengerjakan thesis-nya. Pada akhirnya dia menyesal ketika tahu istrinya masuk rumah sakit karena hipertensi kehamilan. 
Sekalipun ini mungkin hanya cerita fiktif belaka, bukan berarti tidak ada hal yang bisa kita ambil. Pembelajaran kan bisa datang dari mana saja, bahkan dari anime-anime seperti ini, yang orang awam secara umum menganggap sebagai tontonan anak-anak. Kesimpulan dari anime ini adalah tentang kegigihan, kegigihan dalam mencintai seseorang dan kegigihan dalam mencintai pekerjaannya. Sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang suka dengan anime romance. Tapi bagi yang tidak suka romance, anime ini tetap direkomendasikan karena anime ini juga mengajarkan tentang loyalitas, kepercayaan, kegigihan, dan finding yourself.
ditulis oleh Putri Sintha

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management