'Apa kau menginginkanku dengan tulus?'
Manusia itu masih mencari tempat yang menerimanya dengan tulus,
tempat yang menginginkannya tanpa alasan,
tempat yang tak bisa membenci manusia seperti dia,
tempat yang mampu menariknya ketika ia terasa jauh walau
sejengkal,
tempat yang tak pernah menutup pintu untuknya,
tempat yang menjadi gerbang mimpi-mimpi indah di malamnya,
tempat yang membuat manusia itu menangis, tapi tetap bahagia,
tempat yang di sana hanya ada kejujuran dan ketulusan,
yang berlaku selamanya.
Yah, bukankah harapan itu selalu sempurna?
Namun tak selalu dalam realita.
Dia berakhir dalam tempat-tempat penuh kemunafikkan dan kebencian,
Konflik, paksaan, dan pertengkaran.
Dia melihat senyuman ramah namun tatapan benci,
dan dia pun sadar, dia memberi dan menerima hal itu,
Dia termasuk di dalamnya.
Dia tak mengerti perasaannya, dia tak pernah bisa mengerti manusia
Mengapa dia menjadi manusia, tapi tak mampu memahami manusia?
Dia ingin menjadi tumbuhan yang akan mati demi menyembuhkan
makhluk hidup lain
Tumbuhan yang tak punya akal untuk berpikir mengapa menjadi
tumbuhan
Dalam kelelahan, dia berbisik
'Adakah tempat itu?'
0 comment:
Post a Comment