Kata orang, KKN itu penuh cerita, dari cerita sedih, seneng,
kecewa, terharu, marah, sampai yang berantem dan nangis pun ada. Yang mainstreamnya itu, KKN diartiin jadi Kisah
Kasih Nyata. Bahkan beberapa dosen pernah bilang, “Hubungan selama 6 tahun bisa
dikalahkan cuma dalam 2 bulan karena tiap hari ketemu dan dibuatin kopi.” Nah
loh kan! Tapi tulisan ini bukan tentang kisah kasih kok. Ini cuma sekedar
cerita seseorang yang merasa tertekan selama KKN.
Emang dasarnya cewek satu ini pintar-pintar bego nyembunyiin
perasaan. Dia tipe yang nggak gampang cocok sama orang. Semacam perlu adaptasi.
Apalagi lihat teman-teman KKNnya yang kebanyakan lebih individualis dari
teman-temannya di kampus, makin susah lah dia beradaptasi. Dua minggu pertama
KKN, batinnya terseok-seok! Asli! Tahan nggak tahan agak dikucilkan dari kaum
hawa di kelompoknya. Belum kenal dekat aja udah dibentak sama salah satu cewek,
yang emang cantik dan kadang terlihat congkak dengan kecantikannya. Lha gimana
nggak syok? Piye jal perasaanmu nek kamu tanya baik-baik daripada takut
salah, malah dijawabnya mbentak? Nggak cuma sekali pula. Lha yo mangkelke tho? Tapi ya namanya baru kenal, si cewek ini ya
diam aja dibentak, lagak kayak upik abu, nelangsa. Nangis pun diam-diam di
kamar tidurnya di posko KKN.
Nah, di sini mulai kelihatan, rupanya ada yang senasib sama Upik
Abu. Ada satu cewek lagi yang kurang sreg
sama si cantik dan anggotanya. Dia juga yang tahu kenapa tiba-tiba hampir
tengah malam si Upik Abu nangis. Alhasil, terciptalah dua kubu di ‘rumah’, kubu
Barat Daya dan kubu Timur Laut.
Upik Abu tipe yang nggak suka nggosip nggak penting, apalagi
ngomongin kejelekan orang. Nah, temannya si Upik Abu, sebut saja Bawang Putih,
sering banget ngomongin kubu Timur Laut. Bukan ngejelekin sih, tapi lebih ke
ke-negativethinking-nya dia aja ke mereka.
Bukannya mau mbagus-mbagusin si Upik Abu, tapi Upik Abu emang berusaha untuk positive thinking. Sekalipun apa yang
dipikir sama Bawang Putih itu faktanya, ya Upik Abu trimo meneng.
Lama-lama anggota Barat Daya nambah satu lagi, sebut saja dia
Klenting Kuning. Dia itu anggota yang kabur dari kubunya karena nggak sreg sama beberapa dari mereka.
Berhubung Upik Abu, Bawang Putih, dan Klenting Kuning senasib seperjuangan,
akrablah mereka. Sering curhat macam-macam. Ada kegiatan atau harus pergi ke
mana pun pasti ya ngumpulnya bertiga.
Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang terjadi. Puncak
perpecahan ya waktu Bawang Putih nangis gara-gara omongan si cantik,
anggotanya, dan calon pangerannya Bawang Putih. Si Upik Abu dan Klenting Kuning
kaget waktu si Bawang Putih masuk kamar, mbanting pintu, terus nangis. Geger
sudah malam itu. Si calon pangerannya Bawang Putih usaha mati-matian cari cara
biar Bawang Putih mau ngomong sama dia. Cuma Kakak Sulung yang awalnya
dibolehin nengok ke kamar mereka. Setelah emosi agak mereda, datang deh si calon
pangerannya Bawang Putih. Akhirnya Upik Abu, Bawang Putih, Klenting Kuning, dan
calon pangerannya Bawang Putih saling curhat di kamar sampai jam 2 pagi. Bisa
dibilang kubu mereka dapat satu pendukung, si calon pangeran Bawang Putih.
Mereka berempat pun makin akrab.
Ya seperti apa yang udah dibilang sebelumnya, Upik Abu itu emang
pintar-pintar bego kalau suruh pura-pura. Pada akhirnya toh ketahuan juga topengnya si Upik Abu. Galak, jutek, judes,
gampang marah, dan moodnya gampang
berubah. Dan Upik Abu merasa gagal untuk mempertahankan kedekatan di antara
mereka berempat. Dia sadar, sekali topeng yang satu itu ke buka, maka niatan
baik yang bakal dia lakukan nantinya nggak bakal dilihat mereka. Padahal
tekanan batinnya mulai berkurang. Tapi karena lihat reaksi teman
seperjuangannya, Upik Abu malah jadi lebih tertekan lagi. Dia ngerasa kasian
lihat temennya jadi pelampiasan moodnya
yang suka berubah. Dia juga tahu, temen-temennya nggak akan suka sama sifatnya
itu, temen-temennya bakal sebel sama dia, dan itu ngebuat dia bingung harus
gimana.
Kegiatan makin banyak dan padat. Upik Abu yang watak dasarnya itu
serius, mulai fokus sama kegiatan. Dia mulai keganggu sama kedekatan Bawang
Putih dan Klenting Kuning. Well, Upik
Abu awalnya senang dengar curhatan Klenting Kuning, tapi kalau terus-terusan
juga Upik Abu males. Kecuali kalau emang yang dia ceritain itu masalah besar,
Upik Abu siap dengerin, barang kali butuh bantuan. Sama ketika Bawang Putih
bermasalah sama Pangeran dari antah berantahnya. Upik Abu siap dengerin semua
kebingungannya dan kasih solusi sebisanya. Nah, mungkin karena Bawang Putih
butuh orang yang bikin dia ketawa, dan Klenting Kuning bisa bikin dia ketawa
dengan gaya ceritanya, mungkin gara-gara itu mereka lebih dekat daripada sama
si Upik Abu.
Kalau ditanya ke orang-orang di rumah KKN, apa sih yang bisa
dilakuin Upik Abu sebagai teman? Mungkin jawabannya nggak ada. Dia cuma fokus
sama program-program kerja karena niat dia emang untuk KKN bukan main-main. Dia
cuma mau terima obrolan yang ‘bermasalah’, maksudnya ya ngobrolin suatu masalah
yang terjadi selama KKN itu, entah itu masalah pribadi yang menyangkut perasaan
atau masalah program kerja. Upik Abu nggak mau buang-buang waktu dengerin
cerita bahagia berlama-lama. Dia penginnya ya cukup tahu aja apa yang terjadi.
Karena menurut dia, perasaan bahagia atau sedih yang berlarut-larut cuma
menghalangi kinerja nantinya. Makanya Upik Abu membatasi diri karena dia
sebenarnya gampang terbawa suasana. Tapi apa teman-temannya tahu? Mereka nggak
peduli kok. Upik Abu udah di cap ‘kurang baik’ sama mereka karena topeng yang
udah ke buka tadi. Itu bagi orang-orang di kubunya sendiri. Kalau di kubu
sebelah? Tahu kan kekuatan kesan pertama itu kayak gimana? Nah, kesan pertama
yang dikasih ke orang-orang kubu Timur Laut itu ya tertutup, malas, nggak asik,
jadinya bagi mereka ya Upik Abu itu termasuk menyebalkan.
Upik Abu emang tertutup. Dua bulan dia merasa nggak cocok di
lingkungan baru itu. Dia berusaha untuk lebih terbuka, tapi susah.
Sifat-sifatnya yang complicated nggak
bisa dia lepaskan gitu aja di hadapan mereka. Karena dia takut, dia bakal makin
nggak disukai. Upik Abu itu TERTUTUP!! Cuma sama orang-orang yang buat dia
nyaman aja dia berani jadi diri sendiri. Upik Abu bisa nganalisis kok
siapa-siapa aja yang bisa nrima dia dengan tulus nggak peduli sifat jeleknya
kayak apa, dan orang itu nggak dia temuin di tempat KKN.
Tempat KKN bagi dia itu SO DAMN!! DIA NGGAK BEBAS JADI DIRINYA
SENDIRI! Dia harus jadi orang yang terbuka, padahal itu nggak membuat dia
nyaman. Dia nggak bebas nglakuin apa yang dia mau. Pengin sendiri, nggak
disaranin. Udah heboh, dilihat aneh. Pengin diam, diomong juga. Bingung
sebenarnya apa sih yang mereka mau? Lha gimana dia mau terbuka kalau semua
tingkah diomong terus. Gimana dia mau terbuka kalau belum apa-apa banyak yang
protes. Gimana nanti kalau dia bener-bener terbuka? Mungkin tiap hari banyak
yang ngomongin dia di belakang. Upik Abu itu juga pemikir waktaknya. Jadi kalau
dia bilang atau bersikap cuek banget, ya sebenanya dia mikir terus, tapi
dipendem. Dan hasil dari pemikirannya itu, dia memutuskan untuk tetep tertutup
dan jaga jarak daripada nantinya malah saling menyakiti.
Pada akhirnya, Upik Abu lebih cocok sama laki-laki di sana (kecuali
si calon pangerannya Bawang Putih) karena nggak banyak omong, nggak suka
nggosip, dan nggak bawa-bawa perasaan. Upik Abu lebih milih sama mereka karena
bisa lebih fokus ngurus program kerja. Mereka tahu posisi, mereka juga nggak
suka mbahas-mbahas pasangan mereka atau kisah cinta mereka. Iya lah, karena
mereka laki-laki. Dan itu sesuai sama Upik Abu. Kalau dia mulai fokus, dia
nggak mau kefokusannya itu keganggu sama hal-hal yang berbau cinta. Tapi
teman-temannya nggak ada yang mau ngerti. Alhasil, Upik Abu di cap jadi orang
yang nggak perhatian sama teman karena nggak terlalu peduli sama kisah cinta
mereka dan jarang banget membaur untuk dengerin cerita cinta mereka.
Sakit sih merasa terasingkan, tapi membaur pun percuma. Upik Abu
udah nggak bisa lagi pura-pura terus tersenyum dan bahagia, padahal beban
tanggungan dari program-program kegiatan ada di depan mata. Teman-temannya
nggak pernah berusaha ngerti kalau tiap orang berbeda-beda dalam ngadepin
masalah formal atau masalah akademis. Ada orang yang tetep sukses menangani
masalah akademis meskipun ada masalah pribadi / perasaan. Tapi ada juga yang
harus memprioritaskan antara masalah pribadi atau masalah akademis dan nggak
bisa dilakukan dalam satu waktu. Upik Abu merasa lelah lahir batin. Pada
akhirnya dia ya nrimoan, dan nggak
jadi pemberontak selama dua bulan itu. Dia terima aja kedekatannya sama teman
senasibnya itu merenggang. Seenggaknya dia mulai lebih diterima dari pada
sebelumnya oleh semua orang di sana.
Karakter Upik Abu emang complicated.
Dia bisa berubah 180 derajat dari super jutek jadi super ramah, dari super
cuek jadi super perhatian, dan dari super diam jadi super cerewet dan heboh.
Dari sisi yang mana pun, kesemuanya itu ya sifatnya dia. Dan dia gampang
berubah sesuai moodnya dia. Sekarang,
siapa sih yang bisa tahan sama cewek kayak Upik Abu? Cuma sebagian kecil yang
bisa. Dan di tempatnya KKN? Hah, mana ada! Lepas KKN juga mereka ‘lupa’ sosok
Upik Abu.
Duh Upik Abu, Upik Abu. Emang udah nasib kali ya kalau orang
tertutup itu lebih banyak nggak disukainya. Terbukti dari penilaian individu
antarteman KKN. Kerja bagus dan kerja kerasnya cuma dilihat sama sebagian orang
yang OBJEKTIF. Kebanyakan pasti lihat objektif, tapi subjektifnya lebih
berpengaruh. Dan secara nggak sengaja Upik Abu tahu kebenaran yang selama ini
dia udah duga.
Tapi Upik Abu tahu itu cuma penilaian dari manusia yang nggak akan
mempengaruhi penilaian Tuhan. Nggak masalah kalau cuma Kakak Sulung yang bisa
lihat secara objektif dan yang tahu kerja kerasnya Upik Abu, meski dia nggak tahu,
dan emang nggak ada yang tahu gimana tertekannya si Upik Abu. Tekanan batinnya
emang mulai terkikis karena pada akhirnya semua temennya baik sama dia. Tapi
tetep aja Upik Abu nggak sabar nyelesein semua urusan KKN. Upik Abu nggak sabar
kembali ke kehidupannya dan meninggalkan
hal-hal tentang KKN. Meskipun banyak juga kenangan bahagia di sana, dan ada
satu/dua hal yang nggak ikhlas dia lepas gitu aja, Upik Abu tetep pengin keluar
dari urusan KKN.
Putri Sintha