Wednesday, August 29, 2012

Cinta Tak Akan Ke Mana (2)


CINTA TAK KAN KE MANA
(bagian 2)

Singkat pertemuan sih, tapi Dana sudah mengatakan perasaan sukanya pada Izqi. Izqi memang sudah bisa melihat kalau Dana suka sama dia. Tapi menurut Izqi, meskipun Dana orang yang seru dan asyik, Izqi sama sekali tidak menyukainya. Ditambah lagi gaya dia yang sedikit berandal dan susah disuruh shalat, playboy pula. Jelas gagal lolos kualifikasi tuh. Jadi, Izqi cuma menganggapnya sebagai teman. Selain itu, Wian juga memperingatkan Izqi untuk hati-hati sama Dana. Lha kok bisa? Ya bisa, karena Wian tahu bagaimana aslinya si Dana. Makanya Wian cemas dan berharap Izqi tidak menerima Dana sebagai pacarnya. Takut-takut Izqi sakit hati. Padahal tanpa diperingatkan pun, Izqi sudah tahu.
‘Tapi aku nggak maksa kamu sih. Kalau memang ternyata kamu suka sama dia ya aku udah nggak bisa apa-apa lagi,’ gitu sih kata Wian pada akhirnya. Ujung-ujungnya Wian juga menyatakan perasaan sukanya sama Izqi. Welah dalah, mereka bersaing nih namanya. Meragulah Izqi setelah tahu perasaan Wian. Dia memikirkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Tapi akhirnya dia tetap mau memilih Wian dan jadilah mereka Long Distance Relationship.
Izqi tahu betul bahwa Wian memang orang yang disukainya. Tapi setelah mengenal Wian lebih dekat dan lebih lama, seperti ada sesuatu yang salah, sesuatu yang tidak membuat Izqi nyaman, dan sesuatu yang di luar harapannya. Mulai terlihat sifat-sifat lain Wian yang terkadang membuat Izqi bingung.
Kalau kata Izqi dari dulu sih, Wian itu ‘kebapakan’. Bukan berarti dia sudah bapak-bapak atau mukanya muka tua, tapi sifat dan sikapnya itu yang mirip. Mulai dari kalemnya, diamnya, cara jalannya, terlihat berwibawa dan bijaksana, bisa ngemong pula. Ya secara dia putra sulung dari tiga bersaudara di keluarganya. Wajar kalau seandainya dia seperti itu. Sayangnya, apa yang Izqi lihat selama beberapa tahun itu dengan pengenalan lebih dekat selama beberapa bulan, muncul sifat-sifat lain dan beberapa di antaranya bertolak belakang.
Yang kelihatannya Wian itu penuh kehangatan sama anak kecil, tapi dengan Izqi ternyata malah kekanak-kanakan dan gampang ngambek. Yang sekiranya Izqi, Wian itu bijaksana dan dewasa ternyata ya pemaksa. Yang cara jalannya itu berwibawa dan kalem, eh ternyata sms-nya pakai tulisan alay juga. Yang jelas-jelas rajin shalat isya, tarawih, shubuh di masjid dari tahun ke tahun ya ternyata belum paham untuk membatasi dan menahan diri dari nafsu.
Awalnya Izqi mencoba bersabar dan beradaptasi dengan sifat Wian yang juga posesif. Tapi karena dasar Izqi orangnya perfeksionis, jadilah dia galau dan sabarnya tidak bertahan lama. Ditambah lagi orang tua Izqi yang tidak setuju dengan hubungan mereka karena dirasa Wian tidak akan mampu membahagiakan Izqi secara materi. Satu minggu setelah Wian berulang tahun, akhirnya mereka memilih jalan masing-masing. Itu semua karena Wian tidak kuat dengan kecuekan Izqi.
Namanya juga putus, pasti tetep ada sedihnya meskipun terkadang itu yang kita mau. Betul kan? Ya sama. Izqi juga sedih waktu baca smsnya si Wian. Bukannya dia yang mutusin, tapi malah dia minta diputusin Izqi. Sebenarnya Izqi tidak tega, tapi daripada dilanjutkan. Sakit juga yang dirasain Izqi. Apa lagi waktu Wian marah dan membentak Izqi, meskipun lewat sms. Itu pertama kalinya dia dibentak sama laki-laki yang dia suka. Izqi tetap mencoba menenangkan dirinya dan si Wian juga. Pada akhirnya kata-kata Wian yang keluar adalah ‘aku tetep bakal nunggu kamu’. Izqi tidak tahu maksud dia apa dengan mengatakannya. Izqi juga tidak tahu itu serius atau tidak. Yang Izqi tahu, hubungan mereka berakhir. Dan Izqi hanya bergumam pada dirinya sendiri, ”Aku emang masih egois, aku tahu itu. Tapi aku yakin kita sama-sama bakal lebih dewasa nantinya. Dan kalau Tuhan emang njodohin kita, pasti kita bakal ketemu dan perasaan kita bakal bertaut lagi.”



0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management