Be yourself
atau jadi diri sendiri itu apa sih sebenernya? Perlu banget kah kita bersikap
jadi diri sendiri?
Sesuai
sebutannya, be yourself means “to
behave in your usual manner, rather than behaving in a way you think other
people might like”.
Maksudnya, kamu nggak perlu bertindak dan berpikir seperti apa yang orang lain
inginkan dari kamu. Jujur apa adanya. Misal, kamu suka musik dangdut tapi pacar
kamu sukanya musik rock. Terus kamu pindah haluan ke musik rock, padahal kamu
nggak pernah suka musik itu. Nah itu berarti kamu nggak be yourself.
Aku yakin, banyak orang paham makna
dari be yourself. Sayangnya, beberapa
dari kita sedikit salah kaprah. Karena be
yourself selalu digembor-gemborkan sebagai sesuatu yang membanggakan,
seolah-olah semua orang harus seperti itu. Aku setuju sih. Semua orang memang
harus jadi diri sendiri. Toh dengan
kita jadi diri sendiri, kita jadi lebih nyaman dengan diri kita dan kita juga
tahu orang-orang mana yang bisa tulus terima kita apa adanya.
Tapi
perlu diingat, kalau bisa dicatat sekalian,
be yourself bukan berarti kita sama sekali nggak
perlu berubah. Mentang-mentang banyak quotes
bagus tentang be yourself, kita
seenaknya pakai quotes itu sebagai
tameng supaya kita nggak berubah. Padahal mungkin sikap kita yang apa adanya
itu bikin orang super kesal. Ya kalau satu atau dua orang yang merasa kesal, it is ok. Berarti memang mereka yang
nggak cocok sama kita. Tapi kalau hampir setiap orang merasa hal yang sama, dan
berujung menjauhi kita, berarti ada hal yang salah dalam diri kita, right?
Kita
perlu lihat situasi dan kondisi. Nggak bisa kita semena-mena dengan bersikap be yourself. Kita manusia kan makhluk
sosial. Di tempat formal apa pantas kita kekanak-kanakan? Lagi bareng sama
orang yang terlalu sensitif dan mudah tersinggung, apa harus kita selalu
ngomong ceplas-ceplos?
Jangan
egois dengan
pakai tameng be yourself. Jangan
selalu beranggapan, “Ih kok mereka menjauh? Terserah deh. Yang pernting aku
udah apa adanya. Emang bukan mereka temen sejati. Nanti juga bakal ada yang
terima aku kayak gini”. Justru kita harus
instropeksi diri. Mungkin sikap apa adanya kita termasuk sikap negatif atau
buruk. Nah kalau kita berubah jadi lebih baik bukannya malah bagus? Jangan
halangi diri kita berubah jadi lebih baik dengan berpikir “be myself aja lah”. Contoh
nyata nih, be yourself kan berarti
kita nggak munafik. Tapi ternyata usual
manner kita tuh munafik alias susah buat jujur atau suka bohong. Perlu
sikap seperti ini dipertahankan??? Jangan egois dengan membuat diri kita
sendiri yang nyaman, tapi kebanyakan orang lain justru sebal dan nggak nyaman. OK? :)
Putri Elisa
0 comment:
Post a Comment