Behind the Scene
Story
Penjelajah Labirin
Maze Traveler adalah cerita bersambungku
yang pertama. Yah, sebenarnya ada cerita berkelanjutan lain yang aku post di blog ini, hanya saja tidak
sepanjang dan se-lama (dalam hal pembuatan cerita) Maze Traveler. Awalnya tidak
ada niatan sama sekali untuk membuat cerita bersambung. Aku hanya ingin menulis
tentang gejolak batin seseorang yang memiliki masalah kepribadian (pada Labirin
Kaca) dan seseorang yang menginginkan kebebasan (pada Labirin Pohon). Aku juga
sengaja memberi akhir yang menggantung seolah akan ada cerita selanjutnya, dan
memang aku berencana membuat cerita selanjutnya sih. Hanya saja total
keseluruhan cerita hanya tiga atau empat bagian, lalu aku tamatkan. Namun,
ketika menggarap bagian ketiga (plot cerita ketiga) sempat mengalami...
Monday, March 26, 2018
Tuesday, March 13, 2018
Dimana Letak Kebebasan? - Pasung Jiwa karya Okky Madasari (Opini Pribadi)
Kebebasan
hanya fiktif belaka. Bagaimana mungkin ada kebebasan jika satu detik setelah
manusia lahir, sudah ada norma dan aturan sosial yang harus dilekatkan padanya,
pada bayi yang baru saja lahir ke dunia. Ada konstruksi sosial dan gender yang
tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Apa konstruksi tersebut dibuat
oleh manusia? Tentu saja. Berarti bukankah manusia itu sendiri yang
memenjarakan diri? Tidak, lebih tepatnya konstruksi sosial, terutama konstruksi
gender, pada awalnya dibuat untuk menguntungkan pihak laki-laki; itu untuk
meguntungkan ruang gerak mereka dan memenjarakan wanita. Cari dan baca saja
sejarah kehidupan wanita, bagaimana mereka teraniaya; mereka dijadikan budak
baik jiwa maupun raga. Dan sekarang yang katanya emansipasi wanita? Ah percuma.
Pada nyatanya, yang...
Maze Traveler (Penjelajah Labirin) - Labirin Pohon III
Bagian 3
Labirin
Pohon (III)
“Aku rasa
kita harus berhenti sekarang,” pintaku pada Marv. “Mari berhenti dan
bicarakan.”
“Bicarakan?
Tidak biasanya kamu ingin berbicara. Ada apa?” katanya, berbalik padaku.
Aku
mencoba mengatur nafasku perlahan, dan sejenak menghilangkan kelelahan yang
kurasa karena terlalu lama berjalan. Aku duduk di bebatuan di pinggiran sebuah
tanah lapang. Marv, masih berdiri di hadapanku, menatapku dan menungguku
berbicara. Kubalas tatapannya, dan aku mulai berbicara.
“Bagaimana
mungkin aku berdiam diri membisu dan hanya mengekor kemanapun kau pergi,
sedangkan arah yang kau pilih selalu menuju ke tempat yang sama? Kau pikir
sudah berapa kali kita melewati lorong yang sama dan berujung pada tempat lapang
ini? Kita tersesat, sadarkah kau?” Tak ada respon darinya....
Thursday, March 01, 2018
Maze Traveler (Penjelajah Labirin) - Labirin Pohon II

Bagian 3
Labirin
Pohon (II)
Perlahan
kubuka pagar kecil labirin pohon itu. Memasuki labirin pohon, aku hanya
mengikuti Kris. ‘Kris’, nama panggilan yang tiba-tiba saja terucap secara
spontan dari mulutku. Tetapi semakin aku mengikutinya, semakin aku merasa
sesak. Sesuatu yang menyakitkan yang entah darimana mulai menghampiriku. Hanya
dengan melihatnya, aku merasa sakit. Aku harus segera meninggalkannya, dan itu
kulakukan. Aku berpisah darinya di dalam labirin itu. Tetapi tetap saja sesuatu
mengganjal perasaanku. “Benarkah aku meninggalkannya? Bukan sebaliknya?”
Berpisah
darinya, tidak benar-benar menghapus rasa sesakku. Parahnya,...
Powered by Blogger.