Wednesday, October 23, 2013

The Truth of Someone's Feeling (2)

Apa Salahnya Tertutup

Orang yang sifat dan sikapnya tertutup, apa itu salah? Apa itu dosa atau melanggar hukum? Bukankah tiap orang ditakdirkan memiliki karakternya sendiri-sendiri, baik terbuka atau tertutup? Lalu kenapa banyak orang memilih untuk menjauhi seseorang yang tertutup dan mengatakan serta menilai dia ‘freak’, aneh, atau hal-hal negatif lainnya, bahkan memungkinkan menghakiminya sebagai seorang ‘psychopath’, hanya karena dia menjauh atau menghindari atau mengurangi kontak dengan lingkungan sosialnya.
Sedikit orang yang peduli pada orang itu, dan sangat sedikit orang yang mampu bertahan menghadapinya. Banyak orang mengharapkan ‘teman’ tersebut berubah dan mau berbaur pada lingkungannya. Beberapa dari mereka mencoba mengajak si ‘teman’ untuk bergabung, tapi pernah kah mereka berpikir tentang kesulitan yang ‘teman’ alami? Bukan hal mudah untuk mengubah watak seseorang atau bahkan diri sendiri meskipun ada kemauan di sana. Dan pada titik tertentu di mana mereka tidak dapat membuat ‘teman’ berubah, mereka menyerah, mulai meninggalkan si ‘teman’, dan ‘teman’ pun kembali sendirian. Dan kehilangan topangan untuk membuka diri.
Sangatlah sulit bagi ‘teman’ ini untuk menemukan tempat yang benar-benar mampu dia percayai. Mungkin memang hanya kesendirian dan diri sendirilah tempat yang paling dia percaya. Tapi bukan berarti dia pantas untuk disendirikan. Tidak ada satu manusia pun yang sangat ingin sendiri di dunia ini. Bahkan ketika manusia membicarakan kematian, mereka ingin agar mereka dapat bertemu lagi di kehidupan setelah mati nantinya.
Masih beruntung bagi orang-orang yang tertutup tapi supel. Mereka tetap dianggap orang yang seru dan mengasyikkan. Tapi bagaimana dengan seseorang yang tidak pandai berbaur dan bersosialisasi, ditambah sifat dan sikapnya yang tertutup? Dia dicecar banyak penilaian negatif. Sebenarnya ‘teman’ merasa kesepian, merasa iri dengan orang lain di sekitarnya yang berbicara, bercanda tawa bersama, tapi dia memiliki ketakutan tersendiri yang mempersulitnya membuka diri.
Aku menulis semua ini, aku pun mengingatkan diriku untuk tidak membiarkan orang-orang seperti dia merasa terasingkan. Tapi aku sadar, aku pun termasuk orang yang sedikit tertutup. Aku bukan orang yang pandai bergaul, lebih suka diam dalam banyak situasi. Aku terlalu takut untuk membuat orang lain menjauhiku dan membuat jarak denganku karena sifat-sifat burukku, dan tanpa sadar, ternyata, aku sendiri yang memulai membuat jarak itu.
“Kenapa aku harus memaksakan diri untuk selalu jadi orang yang asyik padahal sifat dan sikapku itu berkebalikan. Aku hanya perempuan biasa, tidak sempurna, dan bukan malaikat yang hanya memiliki watak baik. Aku penuh keburukan, tapi bukan berarti aku penjahat yang harus diasingkan di penjara yang gelap. Aku mungkin penuh rahasia, tapi bukan berarti yang aku inginkan di duniaku hanya aku.”

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management