Thursday, July 02, 2015

Ternyata!! (Dreamstory)

TERNYATA!!
Di suatu rumah, yang gue kenal itu adalah rumah tetangga gue, berkumpulah beberapa perempuan yang rumpi dan heboh ngomongin perjodohan di ruang tamu. Gue di situ cuma jadi penyimak mereka. Ternyata mereka ribut gara-gara si U bakal dijodohkan. Mereka semua penasaran laki-laki seperti apa yang bakal dijodohkan dengannya, bahkan si U sendiri nggak tahu. Gue juga penasaran sih sebenarnya, tapi gue diam aja. Lalu keluarlah seorang tante-tante, yang ternyata dia adalah ibu dari si U. Dia minta si U untuk berdandan yang cantik dibantu yang lain.
Di situ, gue nggak tahu gue jadi siapanya mereka. Entah antara tetanggaan atau saudaraan. Wajah mereka semua asing. Tapi satu hal yang gue yakin, perlakuan cuek mereka ke gue seolah-olah hubungan kita menggambarkan keadaan Cinderella sama ibu tiri dan saudari-saudari tirinya atau semacam Ande-Ande Lumut dan Klenting Kuning atau Bawang Merah Bawang Putih atau lagi Si Upik Abu.

Kesal karena gue nggak pernah dianggep, gue berdoa dalam hati semoga perjodohannya batal dan si laki-laki lebih milih gue ketimbang si U kayak yang terjadi di dongeng-dongeng.
“Tan, orang yang mau dijodohkan sama U itu kayak apa sih?” tanya salah satu teman si U ke Tante Tiri gue (karena gue ngerasa dia bukan tante gue sebenarnya). Lalu tiba-tiba, tanpa bisa di nalar, muncul foto seseorang di tembok dengan beberapa deskripsi. (Ah, pakai LCD ternyata…tapi LCD di ruang tamu??)
Si Tante tiri pun menjelaskan sosok laki-laki itu, dari latar belakang sampai latar depan. Anehnya, gue sama sekali nggak ingat namanya, dan ternyata memang nggak pernah ada yang nyebutin namanya di situ. Yah, sebut aja dia si T.
Setelah tante selesai cerita sedikit tentang T, lalu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Si T akhirnya dipersilahkan masuk dan memperkenalkan diri. (semacam kayak perkenalan diri waktu mau seminar atau presentasi di depan kelas gara-gara ada LCD dan dia berdiri menjelaskan apa yang ada di layar…)
Seingat gue, T itu laki-laki yang biasa aja. Nggak tinggi, nggak pendek. Kulitnya agak gelap, pakai kacamata. Rapi sih orangnya, tapi gue nggak lihat ada hal-hal dari dia yang patut dipuja-puja. Herannya, di situ (di mimpi gue) gue ikut terpikat, sama halnya kayak si U dan yang lainnya.
Dan mulailah si Tante tiri ‘menjual’ putrinya, si U. Dia ungkapin semua kebaikan dan kecantikan si U, agar si T yakin sama dia. Tapi ternyata, niat kedatangan T adalah untuk membatalkan perjodohan. Tante tiri nggak terima dong, jadi dia berusaha gimana caranya agar T tetap menikah dengan U. Pada akhirnya, tante tiri pasrah, “Baiklah. Kalau begitu kamu harus meyakinkan Ibu saya dulu, karena dia yang selalu memaksa saya agar menikahkan anak saya dengan keturunan dari keluargamu.” (ternyata begitu… mungkin ini mimpi efek gue dulu suka nonton FTV) Saat itu, T masih kekeuh dengan pendiriannya, “Tapi untuk sekarang saya nggak siap menikah.”
Singkat cerita, entah kita semua dapat mandat dari ibunya tante tiri atau dari ‘sesepuh’ yang lain, yang pasti T harus memilih satu sebagai pasangannya. Dan tiba-tiba setting tempat berganti menjadi ruang keluarga (yang entah itu beneran ruang keluarga atau tanah lapang, saking luasnya). Gue masuk bersamaan dengan U dan yang lain. Sudah ada beberapa orang yang ada di sana, berdiri dan juga duduk. Gue kaget, ada orang yang gue kenal dengan pasti. Dia teman SD+SMP gue, sekaligus tetangga jauh gue. (akhirnya ada juga wajah yang gue kenal)
Tanpa curiga dengan situasi di situ, gue menyapa temen gue itu. Sebut aja dia eR, karena inisial nama panggilannya adalah R. Kita ngobrol banyak gegara bertahun-tahun nggak pernah ketemu (emang realita sih jarang ketemu semenjak SMA, dan makin nggak pernah ketemu sejak kuliah)
Lalu di hadapan kita semua, entah itu tante tiri atau orang tua yang lain (gue lupa wajahnya), dia menjelaskan sistem pemilihan pasangan untuk T. Si T, yang saat itu belum ada di tempat, harus menutup matanya dengan kain lalu berjalan ke tempat para kandidat dan memilih salah satu dari mereka dengan random. Sembari di depan dia menjelaskan, beberapa perempuan di sebelahku bisik-bisik sendiri. Salah satu dari mereka juga bertanya padaku, “Eh, bukannya dia itu temenmu pas SD yah? Yang cakep itu loh.” Gue cuma ngangguk, tanpa melanjutkan pembicaraan bisik-bisik mereka. Tapi gue membatin sambil melirik ke eR, “Emang, dia yang lebih cocok jadi pangeran di cerita ini.” Lalu gue manggut-manggut sendiri.
Akhirnya, si T datang. Suasana langsung tegang, entah tegang antusias atau yang lainnya. Anehnya, gue masih berharap dia berjalan ke arah gue dan milih gue. Lebih anehnya lagi, kita semua –  terutama gue – sama sekali nggak merasa aneh dengan adanya beberapa laki-laki di situ…sebagai kandidat!! Termasuk pula eR! (bego bener gue di mimpi)
Dimuailah ritual pemilihan itu. Dengan pelan, T berjalan ke arah gue. Makin dekat dan makin dekat. Makin senang juga karena gue merasa dia bakal milih gue. Tapi ternyata dia cuma berhenti di depan gue, dan menyentuh bahu orang di sebelahnya. Keputusan telah ditetapkan. Ternyata T memilih orang itu… laki-laki itu! Dan dia adalah eR! (Itu mata ditutup tapi seolah-olah penutupnya bolong, sampai tahu di mana yang laki-laki di mana yang perempuan…)
T membuka penutup matanya, dan terlihat senang dengan pilihannya, lalu dia berjalan kembali ke depan. Dia yang awalnya terlihat maskulin, tiba-tiba berubah jadi feminin. Cara jalannya, gerak tangannya. Bahkan dia juga bercermin agar terlihat gant….. eh cantik, mungkin. Yah, ternyata maksudnya nggak siap nikah tadi adalah nggak siap nikah sama perempuan.
Gue sedih banget, hampir kayak patah hati, tapi bukan karena T nggak milih gue atau kenyataan kalau dia ‘macam itu’. Gue sedih karena eR yang terpilih. Gue sedih lihat mukanya yang jadi pucat dan badannya yang samar-samar terlihat gemetaran. Saat dia berjalan, saat gue cuma lihat punggungnya yang menjauh, saat itu gue terbangun……

The end…

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management