'Aku hanya bisa melihat namanya, terukir dalam sebuah nisan.'
'Aku sadar, aku mungkin tidak bisa
merasakan perasaan-perasaan yang sama lagi ketika aku jatuh cinta padanya
dengan orang lain, karena dia hanya ada satu, tidak ada yang bisa disamakan
dengannya. Aku pun tak yakin apakah aku bisa jatuh cinta lagi, sebesar aku
menyukainya. Tetapi, bagaimana pun dan seperti apa pun hatiku nanti, aku tidak
akan membiarkannya tersembunyi lagi.'
Penyesalan
selalu datang terlambat, menciptakan rasa sesak yang menyiksa, yang mungkin
akan terobati oleh waktu, dan oleh keikhlasan. Tiap orang pasti memiliki
penyesalan dalam hidup mereka. Begitu pun aku. Satu penyesalan terbesarku,
yang belum terobati hingga sekarang, adalah terlambat dalam bertindak....
Tuesday, July 19, 2016
Saturday, June 04, 2016
Maze Traveler (Penjelajah Labirin) - Labirin Pohon I

Bagian 3
Labirin
Pohon (I)
Aku
terengah-engah. Aku merasa nafasku hampir habis. Aku berhenti dan bersandar
menyamping pada pohon tinggi di sebelahku. Sunyi. Hanya suara berat nafasku
yang kudengar. Aku mencoba mengatur nafasku, sembari menatap kaki telanjangku. Penuh
goresan luka, tapi aku biarkan.
Aku tidak
memahami apapun. Hanya ketakutan lagi yang kurasa. Tersesat. Lagi-lagi aku
tersesat. Aku ingin segera keluar dari tempat ini. Tapi bagaimana? Kakiku mulai
kelelahan, bahkan untuk berjalan.
Satu
persatu wajah mereka kembali membayangi. Mereka seakan enggan untuk enyah dari pikiranku, sekalipun aku berlari dan berteriak,...
Tuesday, May 03, 2016
Maze Traveler (Penjelajah Labirin) - Labirin Lain

Bagian 2
Labirin Lain
Waktu demi waktu berlalu. Ia berputar dengan lambat. Atau justru sangat cepat sehingga aku merasa waktu bergulir lambat? Tidak lagi paham aku akan waktu.
Aku teringat ketika pertama kali keluar dari labirin kaca. Bukan dunia yang kukenal yang kurindukan. Hanya sebuah pintu, yang diikuti pintu lain di baliknya. Tidak ada yang lain kecuali pintu dengan dinding, lantai, dan atap yang serba putih.
...
Thursday, February 04, 2016
Maze Traveler (Penjelajah Labirin) - Labirin Kaca


Bagian 1
Labirin Kaca
Aku
seperti dalam ruang yang cukup gelap dan penuh cermin setinggi lima meter. Ke
mana pun aku pergi, hanya ada cermin. Sepanjang jalan yang berliku yang aku
susuri, hanya ada aku dan pantulan-pantulan diriku, diriku yang lain. Mereka
bukan aku, tapi kita sama.
Aku
terus berjalan mencari jalan keluar. Semakin lama semakin menyesakkan. Kupercepat
jalanku lalu aku mulai berlari kecil. Seluas apakah labirin ini? Sejauh mana
aku harus menjelajahinya? Dan selama apa aku dapat bertahan? Bingung
menghampiri, dan cemas pun merajai. Aku merasa ketakutan sendiri melihat
sosok-sosok yang berlari dengan kecepatan yang...
Powered by Blogger.