See You My Dear Pain
Boleh nggak sih aku
terus suka sama kamu
Terus sayang sama
kamu?
Terus cinta sama
kamu?
Tapi kenapa rasanya
sakit ya?
Iya, aku tahu.
Cinta emang sakit.
Tapi kok gini sih?
Iya, aku tahu.
Kamu udah lupa,
Udah nggak inget,
Udah nggak suka,
Nggak perhatian,
Nggak sayang,
Tapi kok sedihnya
ada terus?
Harusnya aku
terbiasa kan?
Tapi kenapa
sedihnya nggak hilang juga?
Tahun ke dua lho.
Dan dulu kamu masih
ragu,
Sampai akhirnya
kamu benar-benar lupa,
Sekarang benar-benar
nggak ada lagi
Perasaan buat aku.
Jadi, apa aku harus
tetap menunggu?
Apa aku tetap terus
bertahan?
Mempertahankan
perasaan ini,
Menanti perasaan
itu ada lagi,
Haruskah?
Padahal kamu pun
nggak mengerti.
Kamu pun nggak
pernah mau menerima,
Nggak mau menyadari,
Masih ada aku di
sini.
Jadi, perlukah aku
terus berdiri di waktu ini?
Seandainya pun kamu
tahu,
Kamu akan meminta
ku berjalan tanpamu,
Kan?
Dan mungkin kamu
akan bertanya bahwa
Kenapa pula aku
harus menantimu,
Kan?
Jawabannya ada satu,
Keyakinan,
Bahwa kita bisa
memperbaiki semuanya,
Setidaknya sampai
satu detik yang lalu.
Dan sekarang?
Nggak akan ku
pikirkan.
Mungkin perasaan
ini akan masih terus ada.
Tapi aku nggak akan
memusingkan.
Persetan dengan itu
semua!
Jika memang aku
harus berjalan sendiri,
Jika memang sayang
ini tetap bercokol di dada ini,
Jadi kita lakukan
saja semua ini.
Tuhan akan
menyatukan kita dengan cara-Nya,
Jika memang benang
merah antara kita nggak terputus.
0 comment:
Post a Comment