Esaura
Pagi berikutnya, Esa
tidak sengaja melihat sebuah amplop yang berisi foto seorang lelaki. Di amplop
itu tertulis kata ‘Perjodohan’. Esa pergi ke ruang makan sambil berpikir
tentang foto itu. Kemudian di atas meja makan, sebuah memo kecil dari Aura yang
isinya ‘Aku pergi dulu!‘. Dia pun terkejut lalu berpikir bahwa Aura akan
dijodohkan sehingga dia harus pergi dari villa. Esa bergegas keluar villa dan
mencari Aura. Setelah beberapa jam mencari, Esa masih belum bertemu dengan
Aura. Dia pun kembali ke villa dengan lemas dan kecewa. Dia berjalam pelan
menuju villa dengan kepala tertunduk. Kemudian ketika akan sampai villa, dia
melihat Aura keluar dari gerbang villa. Tanpa berpikir panjang, Esa langsung
berlari menghampirinya. Dia memegang tangan Aura dan langsung menarik Aura ke
dalam pelukannya. Aura sangat kaget. Esa memeluk Aura dengan erat.
“Ka..
kamu kenapa, Sa?” tanya Aura bingung.
“Jangan
pergi,” desah Esa.
“Hah?”
tanya Aura dengan heran.
“Aura, jujur, kamu
membawa aura kebahagiaan dalam hidupku.
Kamu yang membuat hidupku kembali. Tapi aku selalu membohongi diriku
sendiri. Kamu membuatku sadar betapa bahagianya bisa mencintai dan menyayangi
seseorang. Dan aku nggak mau kehilangan seseorang yang kusayang lagi. Kamu
auraku satu-satunya,” kata Esa sambil tetap memeluk Aura. Aura mencoba melepas
pelukan Esa dengan pelan lalu bertanya pada Esa, ”Ada apa sih, Sa? Apa yang
terjadi sama kamu? Kok kamu nggak seperti biasanya?”
Mendengar pertanyaan
Aura, Esa merasa sedikit aneh. Dia mengamati raut muka Aura cukup lama dan
mulai merasakan ada sesuatu yang salah. Kemudian Esa bertanya, “Lho, bukannya
kamu mau pulang ke rumahmu ya? Kamu dijodohkan, kan?” Esa mengambil sesuatu
dari saku kemejanya dan memberikannya pada Aura.
“Hah?! Jadi karena foto
ini?” ucap Aura lalu tertawa. Esa heran dan makin merasa memang ada yang salah.
“Esa, ini memang foto perjodohan, tapi bukan untuk aku, Sayang,” kata Aura
sambil terkekeh-kekeh.
“Ja… jadi ini foto
perjodohannya siapa?” tanya Esa penasaran.
“Kakakku. Dia tinggal di kota ini. Aku ke sini untuk
memberikan foto ini dan informasi lainnya, tapi di tengah jalan aku tersesat.
Lalu aku juga dikejar preman-preman. Makanya tanpa pikir panjang, aku masuk ke
villa yang kukira kosong sebagai tempat persembunyian,” jelas Aura dengan
santai.
0 comment:
Post a Comment