Part 3
Dia
duduk di sampingku, menemaniku yang sedang terkulai lemah di ruang inap. “Kamu
ke sini sendirian, Do? Nggak sama orang spesial atau undangan special mungkin?”
tanyaku iseng untuk memecah keheningan. Dia paham maksudku, tapi dia hanya
menjawab sambil tersenyum, ”Nggak, Lun.“ Ya, dia memang tersenyum, tapi
tersenyum getir. Tidak lama dia menjenguk dan menemaniku, karena aku harus
istirahat. Namun, dalam pertemuan singkat ini, aku dapat melihat belum ada yang
berubah dari dirinya, perasaan maupun sikapnya untukku. Caranya menatap, nadanya
ketika bercerita dan bercengkrama, dan dalam sentuhan-sentuhan kecilnya aku
masih dapat merasakan apa yang ada dalam isi hatinya. Tapi aku tidak dapat berbuat
apa-apa. Kita tidak boleh bersama, dan aku pun telah mencintai orang lain....
Monday, November 24, 2014
Sunday, November 23, 2014
Yossy #2

Part 2
Aku
membuka mata mendengar pintu yang berdecit pelan dan seseorang datang
menjengukku, seseorang yang lama kurindukan. Dia tersenyum dan berjalan
mendekat membawa satu paket buah untukku.“Pagi, bagaimana kabarnya, Bu Luna?”
tanyanya. Aku tertawa kecil lalu menjawab,”Nggak perlu kaku begitu, aneh tahu. Begini-begini
aku juga masih gaul kok.”
***_*...
Saturday, November 22, 2014
Yossy #1

Part 1
Jodoh,
salah satu misteri yang tidak pernah mampu dipecahkan oleh banyak orang.
Mungkin sebagian orang merasa mudah dalam menemukan jodoh mereka, dan sebagian
orang yang lain perlu merasakan getirnya kehidupan demi bertemu jodoh yang
tepat. Tapi untukku, jodoh itu penuh kejutan. Aku tidak akan tahu pasti siapa
jodohku sampai akhirnya aku menghembuskan nafas terakhir di sisinya.Aku pun kini
sudah mulai menua, terbaring lemah di rumah sakit ditemani suami tercinta dan
kedua putri kembarku yang sudah mulai beranjak dewas...
Tuesday, November 18, 2014
Senyum Kala Senja


SENYUM KALA
SENJA
“Bayu!, ini pasti kerjaan kamu, kan?!”
teriakku sambil terengah-engah. Tidak ada jawaban, tetapi aku masih mendengar
ada beberapa orang menahan tawa sembari melangkah pergi. Lalu suasana menjadi
hening. Aku tetap berteriak meminta tolong. Tenggorokkanku mulai terasa serak,
sampai-sampai sulit untuk berbicara. Lalu aku alihkan tenaga untuk melepas
ikatan. Satu jam berlalu. Gelap, dan itu membuatku panik. Ikatan di tanganku
mulai mengendur, tapi tetap tidak bisa lepas. Aku pun pasra...
Tentang Rasa – Maaf… Sahabat

Tentang Rasa – Maaf… Sahabat
Maaf. Satu kata ini akan selalu aku lantunkan.
Dalam tiap langkah, tiap nafas, dan tiap gerakan.
Sekalipun kau tak pernah tahu, dan tak pernah akan mendengarnya.
Maaf. Sampai kapanpun tak kan berhenti dan menghilang dari hidupku.
Hanya kata ini yang akan terus membayangiku.
Meski alasan tak pernah kau kan tahu....
Powered by Blogger.