Story 3
Cinta Datang
Waktu
terus bergulir. Chrysta mulai melaksanakan prinsip barunya. Dia tidak lagi
berharap seseorang untuk menggantikan orang yang dicintainya dari SMA itu. Tapi
tanpa dia sadari, ada seseorang yang mulai menyukainya.
Cloud dan
Chrysta. Tanpa mereka sangka, hubungan mereka makin dekat. Di awali dari
pertemuan-pertemuan singkat setelah Makrab. Mereka berpapasan dan bertegur
sapa. Mereka sempat bertemu di Pendopo Kampus ketika Cloud sedang mengerjakan
tugas lalu mengobrol sebentar.
Suatu
hari, mereka bertemu lagi di depan Musola Gedung Kuliah I. Selesai shalat,
Chrysta dan beberapa temannya duduk di depan ruangan dekat Musola itu. Kemudian
Cloud berjalan ke arah Chrysta. Setelah saling melempar senyum, Cloud bertanya,
“ Kok belum pulang, Ta? Kuliah sore?”
“Enggak
kok. Ngumpul-ngumpul aja sama temen-temen nih,” jawab Chrysta biasa.
“Ooh.
Kalau gitu aku duluan yah,” kata Cloud sambil tersenyum lalu berjalan menuruni
tangga di depan Musola.
Setelah
Cloud pergi, Icho, teman sekelas Chrysta yang juga teman SMAnya Cloud, langsung
nyletuk, “Eh Ta, kayaknya Cloud suka deh sama kamu.” Jelas Chrysta pun langsung
menepis pendapat itu. Chrysta tidak percaya bahwa Cloud menyukainya.
“Aku tuh
punya feeling yang kuat kalau masalah
kayak gini. Lagian kelihatan kok dari gerak-gerik sikapnya ke kamu. Tatapannya
juga beda,” kata Icho meyakinkan. Gara-gara perkataan si Icho, Chrysta jadi lebih
memperhatikan Cloud. Tetapi cuma ingin memastikan benar atau salah perkiraan
Icho.
Suatu
Selasa siang diiringi hujan yang cukup deras, selesai kuliah Bahasa Indonesia
tepatnya, Chrysta melihat ke layar handphonenya.
Tertera nama Cloud di bawah gambar iconnya.
Ada sebuah pesan rupanya dari satu jam yang lalu. Cloud bertanya jam berapa
Chrysta selesai kuliah karena dia ingin bertemu.
Ni aku baru kelar . Knp emang?
|
Gpp.
|
Td pgn ktemu tp mlh kelasku kosong, g jd brkt
lah. Hehe
|
Kok tumben pengen ktemu?
|
Ada apa nih?
|
Emm ndak sh. Y cm pgn ngobrol aj.
|
Owalah ya bsok” kn masi bs J
|
Awalnya Chrysta
sedikit curiga. Mungkinkah Cloud menyukainya? Selama ini pun Cloud cukup
perhatian pada Chrysta. Terkadang Cloud hanya mengirim pesan berisikan
‘Chrysta’ dan bilang bahwa dia hanya ingin sekedar ‘say hi’. Beberapa hal kecil
seperti dia akan ada ujian, dia baru saja membeli gitar, atau komentarnya
tentang cuaca yang kurang bersahabat dengannya, dia katakan lewat message dengan tiba-tiba.
Chrysta
tetap tidak goyah. Kecurigaannya selalu dia tepis. Dia tidak mau terlalu
memikirkan Cloud. Dia tidak ingin timbul perasaan pada Cloud. Tiap kali Cloud
menunjukkan suatu sinyal ‘suka’, maka Chrysta langsung memblocknya dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa orang seperti Cloud
tidak mungkin menyukainya.
“Cloud?
Ah, terlalu alim untuk bisa menyukai seseorang kayak aku. Lagian aku yakin dia
nantinya masuk Rohis. Jadi, pastinya dia cuma nganggap aku sebagai teman,”
pikir Chrysta.
Pikiran
itu cukup ampuh untuk membentengi hatinya. Hal itu juga yang membuat Chrysta
dapat bersikap wajar sebagai teman pada Cloud. Sedangkan Cloud makin sering mewarnai
hari-hari Chrysta.
0 comment:
Post a Comment