Friday, July 13, 2012

Awan Yang Chrysta Suka (8) bagian ke 2

"Aku suka Chrysta."

Deg! Di sini aku sudah tidak tahu harus bilang apa. Yang keluar dari mulutku hanya suara, “Eeee.. mmm…”
“Kamu ingat juga nggak waktu aku perform di acara akhir tahun Rohis itu aku bilang there’s more than those song which I played?”
“Ya, aku ingat. Memang apa maksudmu?”
“Itu ya karena aku suka kamu. Aku ingin kamu terpesona gitu.”
“o… oh… gitu,” kataku gagap.
“Dan dari dua hari yang lalu aku nggak ngontak kamu kan? itu karena aku lagi ngrenung.” Aku masih terdiam dan mendengarkan. Lalu dia melanjutkan, “Aku merenung buat mastiin aku mau pilih kamu atau rohis. Dan keputusan terakhir itu aku lebih memilih rohis.”
“Aku tahu itu, aku sudah yakin dari dulu itu bakal terjadi. Tapi kenapa rasanya jadi sesedih ini ya?” ucapku dalam hati.
“Alasan aku nyerah dan milih rohis karena aku merasa di hati kamu sudah ada orang lain.”
“Dari mana kamu punya pendapat kayak gitu?” kataku terkejut.
“Aku sempat lihat postinganmu. Kamu lagi kangen kan sama seseorang di luar kota? Akhirnya aku berpikir kalau selama ini aku cuma terlalu percaya diri. Terlalu percaya diri kalau kamu suka sama aku. Dan aku pun menyerah.”
“Ja… jadi cuma karena itu? Terus gimana seandainya kalau ke-ge-er-an kamu itu memang benar? Gimana kalau ternyata aku punya perasaan yang sama kayak kamu?” tanyaku spontan dan aku sendiri pun terkejut telah mengatakannya. Sesaat aku pun paham dan menyerah untuk mempertahankan dinding yang membentengi hatiku. Ya, aku memang telah menyukainya.
“Mungkin aku bakalan tetap mengejar kamu.”
“Begitu ya. Tapi mengejar untuk apa? Kamu tahu kan meskipun aku suka dengan seseorang dan orang itu juga suka, aku nggak mau jadi pacarnya. Karena aku sudah terlanjur janji untuk nggak pacaran sampai aku siap untuk menikah. Jadi di sini kamu bukan memilih antara rohis atau aku. Sudah jelas, nggak ada jalan kamu untuk memilih aku.”
Mudah aku mengatakannya, tapi hatiku sesak. Hal yang nggak mungkin untuk ku, mempertahankan perasaannya meskipun dia ikut Rohis. Hal yang nggak mungkin untuk kita sama-sama memiliki perasaan itu meskipun kita masuk Rohis dan nggak punya ikatan sama sekali. Dan pada akhirnya yang bisa aku katakan terakhir hanya bahwa aku mendukungnya apa pun keputusannya. Sayangnya, dia belum memberikan keputusannya secara jelas. Aku pun hanya bisa menunggu.
***
Hari demi hari berlalu. Semua terlihat baik-baik saja, seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi mulai semenjak liburan, Cloud mulai menjauh. Semakin lama, Chrysta semakin sadar bahwa Cloud mulai mundur teratur. Tanpa Cloud berkata sepatah kata pun, Chrysta paham itu adalah keputusan Cloud. Chrysta memberinya ruang untuk bisa melupakan semua perasaannya pada Chrysta.

Ending : Awan yang Crysta Suka

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management