Saturday, March 08, 2014

A Trip to the Past IV


A Trip to the Past ( L )
Selang beberapa bulan setelah aku dan K berpisah, masih dalam tahun yang sama –2009–, diadakan suatu acara reuni SMP kelas Sembilan sekaligus buka bersama karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Di sini lah aku bertemu kembali dengan L setelah satu tahun tanpa kabar dan tanpa adanya komunikasi. Satu tahun kemudian, tahun 2010 bulan Desember tanggal 7, aku dan L meresmikan hubungan sebagai kekasih.
Karena sekolah kita yang berbeda, aku jarang sekali bisa bertemu dengannya. Dan lagi-lagi handphone menjadi andalannya. Kita lebih meluangkan waktu bersama hanya lewat handphone. Hanya sekali-dua kali dia mengantar atau menjemputku. Hanya beberapa kali dia ke rumahku. Dan hanya satu kali kita benar-benar main berdua.
Entah berawal dari mana, cobaan mulai datang. Dua laki-laki mendekatiku. Mereka adalah A dan M. Mereka tahu dengan jelas dan pasti bahwa aku masih dengan L. Namun, mereka acuh dan tetap mencoba mendekatiku. Aku tidak pernah ragu dengan perasaanku, sama sekali. Sampai suatu ketika, L mulai dingin padaku tanpa sebab. Mengetahui hal itu, A dan M justru makin gencar ‘menyerangku’, membanjiriku dengan perhatian. Aku tidak begitu mempedulikan dua orang itu. Justru semakin mereka memberi perhatian, semakin aku sedih karena bukan L yang melakukannya.
Karena aku masih belum berpengalaman dalam hal percintaan, aku pun tidak tahu harus bagaimana. Apalagi orang-orang terdekatku mulai melawan hubunganku dengan L karena melihatku yang saat itu cukup menderita. Semakin sakit rasanya ketika sahabatku sendiri menyarankan dengan cukup tegas untuk mengakhiri hubunganku dengan L.
Meski aku sempat meragukan perasaanku sendiri, pada akhirnya aku tetap tahu bahwa hanya L satu-satunya yang aku sayangi saat itu. Aku tidak peduli apa yang dilakukan dua orang itu. Aku pun tidak peduli apa yang orang lain pikir. Sayangnya, aku tidak mengatakannya setelah tahu bahwa L sedang mengujiku.
Lagi dan lagi. Aku menyembunyikan perasaanku sendiri. Aku tidak bisa mengatakannya ketika dia sendiri sudah meragukan perasaanku dan tidak mempercayaiku dengan mengujiku dan mendapatkan jawaban yang menurutnya benar. Pada akhirnya, ‘spanduk kekasih’ antara aku dan L pun diturunkan pada tanggal 9 Juni 2011 tanpa dia menyadari perasaanku sebenarnya, bahkan hingga sekarang.
Karena itulah, seandainya aku mampu kembali, aku ingin kembali ke masa ketika aku mengenal A dan bertemu kembali dengan M. Alasan kenapa mereka mendekatiku adalah karena kebaikanku sendiri. Awalnya mereka seperti anak kecil yang tersesat dan aku menolong mereka menemukan jalan mereka. Ya, saat aku mengenal A untuk pertama kalinya dan bertemu dengan M, teman masa kecilku, mereka sama-sama dalam keadaan terpuruk. Sebagai seorang teman, aku hanya berusaha untuk membantu mereka. Namun, perhatianku mereka salah artikan. Perhatianku membuat mereka menargetkanku. Aku merasa aku cukup tegas mengatakan perasaanku hanya untuk L. Mungkin aku seharusnya lebih kasar dengan tidak mempedulikan perhatian mereka. Bahkan mungkin aku harus bersikap dingin seperti L yang sempat bersikap dingin padaku.
Sekalipun apa yang ingin kulakukan itu tidak mempan terhadap dua orang itu dan L tetap menunjukkan keraguannya, harusnya aku tidak menyembunyikan perasaanku. Harusnya aku tetap jujur apa adanya dan seharusnya aku berusaha sedikit lagi untuk memperjuangkannya. Andai apapun yang ku lakukan tetap tidak berpengaruh, setidaknya aku akan lebih lega dan lebih mudah untuk melangkah maju karena tidak ada lagi hal yang aku tutup-tutupi dan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Aku tidak ingin lagi menahan diri dan menyembunyikan perasaan apa pun untuk orang yang aku sayangi nantinya.
To be continued…

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management