Friday, December 12, 2014

Dua Kata (Past and Love)

Bosan. Jenuh. Masa lalu terus saja menghantui. Membuatku tidak dapat berkutik. Seolah aku terjebak di dalamnya, terkurung di jerujinya. Bagaimana aku dapat melepasnya? Beribu kali aku mencoba, tetapi dia datang terus menerus, menyerangku; tubuhku dan memoriku. Tak tersampaikan kah teriakanku ini, Tuhan?
Aku dengannya, lahir di generasi berbeda. Tetapi cinta tak pernah mempermasalahkannya. Tiap detik jantungku selalu berpacu hanya dengan menatapnya, bahkan dari jarak terjauh, sejauh mataku dapat memandangnya. Namun, waktu akhirnya mengambil alih duniaku, memaksaku pergi dari kebahagiaan cinta pertama.
Wahai Tuhan, aku pergi menjauh, tinggal di tempat yang baru, kota yang asing. Aku mencoba lari. Tetapi kenapa Kau buat dia mengikutiku? Dia tidak pernah mencariku, tetapi mengapa Kau buat dia melangkahkan kaki di tempat yang sama sepertiku? Apa sebenarnya kehendakmu, Tuhan? Kau tahu betapa berartinya dia untukku di masa lalu, lalu kenapa dia harus sedekat ini? Ya, sangat dekat, tapi tak pernah dapat tersentuh olehku. Bahkan mataku tak pernah menangkap sosoknya, meski kita begitu berdekatan.
Kau mengirimnya ke tempat yang sama. Dari sekian banyak tempat tujuan, Kau membuatnya memilih tempat yang kupilih. Ironis. Kau tidak pernah membiarkanku bertemu dengannya. Apa Kau sedang mempermainkanku? Atau memang aku yang tidak pernah bisa mengendalikan diri dan mencoba menerima kenyataan ini, sehingga masa lalu terus saja membayangi?
Aku hanya dapat tertawa getir. Keinginanku, selalu, untuk bisa bertemu dengannya. Tetapi untuk apa? Setelah sekian lama terpisah, apa yang bisa kuperbuat seandainya kita bertemu?
“Membuatnya ingat kembali.”
Jika dia kembali mengingatku, lalu apa? Mengulang masa-masa dulu? Untuk apa? Kehidupan kita telah jauh berbeda. Jalan pun sudah bukan lagi terbelah dan bercabang, tetapi bertolak belakang. Tidak ada yang bisa kurubah. Kenyataan pahit. Aku benar-benar tidak dapat berkutik.
Sekalipun aku menyadarinya, keinginan itu tidak pernah tertepis, justru mengendap pada titik terendah dan terkecil dari bagian hatiku. Keinginan itu akan terus ada, sampai aku menemukan jawaban, jawaban dari kebingunganku atas keputusan Tuhan yang membuat kisah seperti ini.
Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management