Story 1
Beginning
Ini kisah
tentang seorang perempuan yang bersikeras melanjutkan study di Yogyakarta. Salah satu alasannya adalah terlalu banyak
kenangan yang membuat dia sedih di kota tempat dia dibesarkan. Maklumlah, kata
orang sih anak-anak SMA masih terbilang ababil (ABG Labil).
Sebut
saja dia Chrysta, yang sekarang sih sudah menjadi mahasiswi di universitas
negeri yang cukup ternama di Yogyakarta. Perjumpaan pertamanya dengan seorang
laki-laki yang akan dikisahkan di sini yaitu ketika OSPEK Jurusan. Panggil saja
dia Cloud.
Kesan
pertama Chrysta pada Cloud tidak ada yang istimewa. Physically Cloud memang lumayan, tetapi selebihnya biasa saja.
Karena singkatnya waktu OSPEK Jurusan, yaitu hanya sehari, mereka tidak dekat
sama sekali. Bahkan setelah OSPEK, Cloud tidak ingat Chrysta karena hampir
tidak pernah bertemu. Lalu bagaiman kisah mereka itu?
Sebenarnya
masih ada satu agenda yang merupakan satu rangkaian dari OSPEK Jurusan, yaitu
Makrab (Malam Keakraban) yang dilaksanakan satu setengah bulan setelah OSPEK.
Meskipun Makrab merupakan akhir dari keseluruhan kegiatan OSPEK, tetapi karena
Makrab lah kisah ini ada dan berawal.
Terjadi
pertemuan tidak sengaja di suatu sore bulan September. Sebelum para
mahasiswa dan mahasiswi berkumpul untuk Technical Meeting Makrab, mereka bertemu
dan saling melempar senyum tanda mereka masih saling mengingat-hanya saja Cloud
tetap lupa siapa nama Chrysta-.
Ketika
semua telah berkumpul di parkiran mobil depan Gedung Pusat Layanan Akademik,
entah kebetulan atau apa, Chrysta dan Cloud duduk bersebelahan sehingga mereka
saling mengenal dan mengobrol.
Gugus
Makrab pun di bagikan. Hampir semua nama telah dipanggil. Hanya tersisa
beberapa gugus lagi. Pikir Chrysta, mungkin dia akan satu gugus lagi dengan
Cloud. Tetapi ternyata Chrysta adalah nama terakhir yang disebut untuk
gugusnya. Setelah itu barulah nama Cloud yang terpanggil.
Mereka
memang beda gugus, tapi entah kebetulan lagi atau apa, gugus mereka menjadi
satu kelompok dalam acara perform. Saat Makrab berlangsung pun, entah kenapa
gugus mereka sering bersebelahan, terutama ketika di Pendopo Oemah Jawi.
Sayangnya bukan hal itu juga yang membuat mereka dekat. Terus?
Suatu
malam, sebelum kelompok mereka perform,
Chrysta sampai di Pendopo yang terbuka itu dan duduk di dekat pintu. Di sana
baru ada Cloud dan Maya. Mereka pun mengobrol, tapi Chrysta lebih banyak diam.
Mungkin melihat Chrysta yang terlihat kurang sehat, sehingga Cloud pun
bertanya, “Kamu sakit, Ta?” Chrysta hanya mengangguk.
“Iya,
Chrysta kan emang lagi sakit. Daritadi juga batuk-batuk mulu,” sambung Maya.
“Ooh,
mending kamu pindah ke tempatku aja. Di situ dingin banget soalnya deket
pintu,” saran Cloud dan Chrysta pun menurut.
“Pakai
jaketku juga ya?” kata Cloud beberapa saat setelah saling bertukar tempat.
“Nggak usah
deh. Ngerepotin,” tolak Chrysta.
“Nggak
apa-apa, daripada tambah sakit.” Cloud mulai melepas jaketnya.
“Tapi kan
dingin banget kalau kamu nggak pakai jaket.”
“Nggak
apa. Nih,” Cloud pun meminjami jaketnya. Eitz, tapi secara wajar ya. Tidak ada
keromantisan seperti di sinetron-sinetron. Hehehe…
Meski
begitu, tetap tidak ada perasaan sentimentil seperti cinta di antara mereka. Lalu kapan? Jawabannya adalah
tidak ada yang tahu pasti masalah hati mereka.
2 comment:
awan yang sinta suka
hahaha :D
haha..
berawal dari kesukaan si penulis memandang awan di langit sana..
#preketeekk...
Post a Comment