Saturday, June 15, 2013

Facts of Somebody's Life


Ketakutanku, Perubahanku, dan Pertahananku


Aku akhirnya kembali menulis, menulis kehidupan pribadiku lagi. Kembali menjadi aku yang penyendiri. Kembali menjadi aku yang kesepian meski dalam riuh renyah suara teman-temanku.

Satu tahun yg sudah aku lalui, dengan sangat tenang dan damai, sampai-sampai aku tidak pernah lagi menceritakan kehidupanku, baik pada orang lain, maupun pada sebuah diary.
Hingga akhirnya aku sadar, ada sesuatu yang telah terjadi padaku. Sedikit demi sedikit aku mulai berubah.

Ternyata, satu tahun tanpa merasa begitu benar-benar tertarik pada seseorang, tanpa pernah lagi memikirkan terlalu dalam tentang orang yang paling aku cinta sebelumnya, tanpa merasakan adanya getaran cinta jika berdekatan dengan laki-laki, membuatku makin tidak percaya diri dengan kisah cintaku sendiri nantinya.

Iya, aku berubah, dan aku baru menyadarinya.

Ketika aku tahu dengan jelas, orang yang aku cinta, yang selama satu tahun ini aku kira aku sudah melupakannya, dia sudah memilih orang lain untuk menjadi pasangannya.
Seketika itu juga aku merasa syok, dan mulai menangis bersamaan dengan tawa kecil.
Sakit. Kenapa aku masih merasakannya? Padahal aku tidak pernah lagi menghubunginya. Aku melupakannya. #tersenyum kecut

Bodoh! Untuk apa aku mengatakan seperti itu? Jelas-jelas aku masih ingin tahu apa saja yang dia lakukan dengan melihat aktivitasnya di jejaring sosial. Jelas-jelas ketika aku keluar dari rumah sakit setelah seminggu di sana, yang ingin aku temui adalah dia. Jelas-jelas keinginan pertamaku ketika aku pulang ke kampung halamanku adalah menemuinya sambil membawa kue brownis dan bersilaturahmi dengan keluarganya.

Tapi sampai sekarang pun aku masih menyangkal bahwa aku masih mencintainya.

Aku hanya merasa ……… aku ditinggalkan.

Dan aku teringat kembali beberapa laki-laki yang pernah datang dalam kehidupanku. Kelas satu SMP, kelas satu SMA, kelas tiga SMA, masa OSPEK, dan terakhir, masa Semester satu perkuliahan. Masa-masa itu adalah masa-masa di mana aku membuka hatiku untuk laki-laki, baik secara paksa maupun sukarela. Tapi semuanya, pada akhirnya, memutuskan untuk meninggalkanku.

Aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa penyebabnya adalah aku sendiri. Sikapku lah yang membuat mereka tidak tahan. Sifatku terlalu jauh dari dambaan mereka. Iya, aku tidak cukup untuk membahagiakan mereka. Satu orang pun dan satu kali pun.

Aku baru merasakan imbasnya sekarang.

Tanpa aku sadari, satu setengah tahun ini aku melakukan pertahanan untuk hatiku. Sudah banyak laki-laki yang menarik perhatianku, bahkan aku mengatakan pada teman-temanku ketika aku menyukai si A, lalu si B, kemudian berganti ke si C, bahkan bersamaan dengan si D. Lalu dengan mudahnya hal itu berubah lagi menjadi E.

Aku tidak mau merasakan lagi ditinggalkan. Rasa percayaku pada laki-laki pun semakin lama semakin hilang. Aku terlalu takut memiliki hubungan spesial dengan orang lain. Karenanya, sebelum aku benar-benar jatuh cinta, aku pergi menjauh, mencari yang lain. Dan sebelum orang lain benar-benar jatuh cinta padaku, aku pastikan aku membunuh perasaan itu. dengan begitu, tidak akan ada yang terluka. Itu yang aku pikirkan. Iya, tanpa sadar, aku telah melakukan hal-hal itu.

Mungkin akan ada yang menganggap aku mulai terkena penyakit yang berhubungan dengan gangguan psikologis. Atau menganggap hal itu wajar. Atau mungkin berpikir, aku hanya melebih-lebihkan. Aku sendiri pun tidak tahu. Aku tidak tahu aku harus bagaimana menghadapi diriku sendiri. ...

*this may continue...*

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management