Jurnal Harian
Kamis, 13 September
2012
Ini nih hari paling
melelahkan dalam seminggu, sudah melelahkan, membosankan, menyebalkan pula.
Dari jam 7 pagi sampai jam tengah 3 sore, 4 mata kuliah (kewarganegaraan,
sructure3, lexico grammar, dan reading3) tanpa ada jeda 90 menit atau lebih.
Sial sekali. Untung dosen kewarganegaraan mintanya jam tengah 8 masuknya, jadi
mendingan lah.
Tapi rempong sih nih
dosen satu. Maklum dia dosen yang mementingkan kepribadian juga sih, nggak cuma
otak mahasiswanya aja yang diliat. Dipikir-pikir aku juga setuju sih, tapi
rempongnya itu lho yang bikin males. Tapi nggak jengkel juga sih, males aja.
Pertama, duduk harus
sesuai urutan nomor. Kedua, pakaian harus sopan, nggak boleh pakaian adiknya di
pakai (pakai baju yang super ketat). Belum lagi tugas makalah kelompok dan
individu yang ribet juga. Haduhlah.. kalau masalah pakaian sih aku nggak
mempermasalahakan sama sekali, tapi makalahnya itu loh. Berat sekali rasanya. Semoga
aku bisa nglewatin makul-makul di semester 3 dengan selamat deh.
Selesai
kewarganegaraan, kelasku beralih ke structure 3. Di sini dijelaskan tentang
noun clause. Tipe-tipenya itu ada that-clause, wh-clause, nominal relative
clause, to invinitive or gerunds. Kalau that-clause itu digunakan sebagai
subyek : that he gone is the fact. Aku lupa sebagai apa lagi, ada banyak sih.
biasanya kalimatnya : the fact that she blablabla is blablabla, he explained that
blablabla, his explanation was that blablabla, dan lain-lain. Kalau wh-clause,
nominal relative clause, to invinitive dan gerunds belum dijelasin banyak, baru
beberapa, tapi aku lupa-lupa ingat. Yang aku ingat bedanya wh-clause dan
nominal relative clause itu bisa atau nggaknya diganti ‘it’. Tapi aku lupa yang
mana. Kayaknya sih yang nominal relative clause. That is exactly what I’m trying to tell you all day.
Kalimat yang di bold itu merujuk ke that à
artinya it nya ada dalam kalimat itu. Dan kalau langsung, tanpa menggunakan
exactly tetap bisa menjadi kalimat. Beda dengan I’m not really sure what you said last night. Tapi aku agak
ragu juga sih dengan apa yang aku tahu itu. Apa kebalik yah??
Okeh selesai
structure, kelasku beralih lagi ke lexico grammar. Makul susah malah kelas gabungan,
kelasku dan kelas B. Nggak enak rasanya, tapi mau gimana lagi, pasrah aja deh.
Ini baru pertemuan
pertama dengan makul lexico grammar karena minggu lalu Pak Nababan nggak bisa
datang entah ada yang meninggal atau masih di Medan aku kurang tahu. Gilaa!
Susah banget! Padahal baru introduction doang. Jadi lexico grammar itu
menganalisis fungsi, makna, dan system kalimat bukan rulenya kayak di
structure. Nah yang pertama dilakukan itu kita memblok-blok suatu kalimat itu
dalam beberapa bagian yaitu Subjek, F / Polarity (ini fainet tapi aku juga
bingung tulisannya gimana dan njelasinnya gimana, yang jelas bentuknya to be
dan atau verb, dan Complement. Terus ada tambahan Adjunct/CIRCUMtance untuk
kata yang menunjukkan waktu, misal on Saturday. Beberapa minggu ke depan akan
menganalisis cariernya, terus themenya juga. Pokoknya susah deh.
Habis Lex-Gram, eh
dilanjut reading III yang dosennya sama kayak reading II, pak Paulus, makin
susah lah sudah nih hari kamis. Secara reading II yang bikin puyeng dan nggak
jelas dengan bacaannya Jakarta Post, lha sekarang system ngajarnya sama juga,
malah lebih ruwet soalnya yang nyari artikel bukan dosennya lagi tapi kita,
mahasiswanya dan itu harus lebih susah dari Jakarta Post. OMG! Kita mesti ambil
artikel dari Times Magazine. Wew sekali yah. -__- tapi aku berpikir positif aja
sih. Dulu Papah (Pak Paulus) pernah bilang juga kalau kita dari awal udah
belajar yang agak susah, ntar semester-semester atas kan jadi nggak kaget dan
malah jadi mudah. Intinya sih gitu yang aku tangkap. Ya aku juga sependapat
juga sih, tapi yang namanya susah tetep aja susah! Mana vocabku masih sedikit,
mbacanya belum bisa cepet kalau artikel tuh. Berat soalnya yang dibahas. Kalau
literature tuh masih mending, bahasanya agak keseharian, lha artikel? Mana ntar
times magazine lagi, aduuuuuuhh…
Well selesai reading
III, dengan malasnya aku menunggu di tejo sampai waktu ashar dan shalat ashar
di PLA kantai 2. Kenapa? Karena jam tengah 4 ada rapat CCU, cultural cross
understanding. Atau cross cultural ya? Ya pokoknya itu lah. Workshop gitu
tentang budaya-budaya luar negeri yang bakal dijelasin sama nativenya asli dan
kita bakal minta tolong beberapa orang asing dari Kantor Internasional. Negara-negara
yang akan kita ambil itu yang pertama Korea karena katanya sih lagi
marak-maraknya. Tapi aku sendiri kurang tahu sekarang masih marak atau nggak.
Terus Australia, eropa (nggak tahu mau Negara yang mana), Jepang, dan India. Di
acara ini aku jadi koor. Sie konsumsi. Aku suruh pesen jajanan pasar yang
warna-warni untuk kurang lebih 100 orang. Partnerku itu Echa dan untungnya dia
punya motor, jadi nggak perlu pusing-pusing nyari pinjeman motor. Oya, acaranya
itu awalnya akhir September, tapi mundur jadi 14 oktober, hari minggu.
Pendaftarannya sih dibuka mulai tanggal satu Oktober.
Selesai rapat, aku
beli makan dulu trus pulang. Pengin datang Relung sih buat liat casting gelombang
ke2( plus ketemu *Abdul juga #ups!) tapi karena ada rapat tahunan kos jadi aku nggak
datang. Rapat tahunan kos itu ya rapat yang semua anggota E21 kumpul dan
membahas aturan-aturan kos dari jam malam, tempat jemuran, ember nyuci, jadwal
piket, yang piket ngapain aja, kalau masak di dapur nggak boleh ditinggal, dan
lain-lain. Rempong sih menurutku. Benar-benar kayak organisasi gitu. Berasa
strik juga. Tapi mau gimana lagi. Kayaknya orang-orangnya juga enjoy, berarti
aku nya mungkin yang belum mengenjoykan diri.
Selesai rapat
tahunan, dan ngucapin happy b’day ke Omi, Nai (Nadia), dan Mba Dwis (yang
ultahnya besok sebenere) aku balik ke kamar dan ternyata si *Abdul sms aku,
yeeeeaaah :D
Tapi kita cuma
berapa kali doang sih smsannya soalnya besok aku mesti piket (piket perdana
nih), padahal Writing III mulai jam7, jadi aku mesti bangun pagi biar nggak
telat.
0 comment:
Post a Comment