Reuniku :)
Begini nih capeknya ngompakin temen-temen yang dari
SMP emang agak kurang kompak satu kelas. Setelah satu tahun dari kelulusan SMA dan
mau ngadain reuni, ada aja masalah yang muncul. Dari bingung tanggal, tempat,
sampai bingung juga cara menghubungi mereka yang kebanyakan di luar kota. Di DM
nggak di bales, di mention malah dicuekin, di mesej Fb ya dibiarin, di summon
malah oot (out of topic). Herannya, beberapa yang nglakuin hal kayak gitu itu
anak-anak yang stay di purwokerto,
nggak kuliah atau kerja di luar kota. Yang kuliah atau kerja di luar kota malah
rajin banget konfirmasi.
Kesal sih, stress
juga milih tanggal. Giliran sudah disepakati, malah ada yang minta pindah.
Kalau satu dua anak si nggak masalah, tapi sewaktu aku minta konfirmasi ulang
itu ternyata cuma sedikit anak yang konfirm. Lainnya amleng, nggak tahu mau
ikut, bisa ikut, atau nggak bisa ikut. Akhirnya aku buat opsi lagi deh untuk
tanggal. Gara-gara tanggal yang nggak jelas itu, ada anak yang sampai kebawa
emosi. Marah sih bukan ke aku, justru aku merasa lebih diperhatikan (lebih
tepatnya dia merasa kasihan). Untung aku bisa kalem dan berpikir jernih. Ditambah
beberapa teman yang ikut nenangin, aku juga minta maaf dan ngasih penjelasan
supaya suasana mereda. Masalah memang hanya di komunikasi. Mereka kebanyakan
susah sekali diminta konfirmasinya. Akhirnya aku sms satu-satu sekalian manggil
nama mereka biar merasa lebih private dan exclusive. Alhasil ya mereka mau
bales dan konfirmasi. Woooh, emang harus dispesialin dulu kali ya baru mereka
mau bales, ckck.. Sebenarnya ada satu masalah tersembunyi juga sih. Pulsa!
Karena aku pakai paket sms, jadi aku nggak bisa minta konfirmasi anak-anak lain
lewat telepon. Itulah kelemahan si coordinator. *maaf yah? >.<
H-1 aku ketar-ketir, pas hari H bakal banyak yang datang nggak yah? pikirku. Karena sempat ada ketidakjelasan tanggal acara, aku merasa beberapa dari mereka (yang perempuan) merasa malas untuk datang. Siapa sih yang nggak bĂȘte karena acara yang plin-plan nggak jelas gitu. Apalagi perempuan, lebih sensitive juga. *emang ada hubungannya? Wkwk
Yah tapi aku tetep positif thinking kalau acara
bakal ramai.
Pas hari H, atas permintaan seseorang, aku diminta
ikut kumpul dulu di depan SMP ku dulu. Well, awalnya aku kurang setuju karena
aslinya yang kumpul di situ memang anak laki-laki semua. Lha wong anak
laki-laki yang ngusulin sih. Anak perempuannya pada anteng, nggak respon, ya
berarti paling cuma anak laki-laki yang kumpul di sana. Tapi ya sudahlah,
demiii… *demi apa atau demi siapa ya ini sebenarnya? -.-a
Katanya sih kumpul setengah 4 sore. Tapi aku
sampai depan SMP jam 4 kurang 10 menit aja belum ada satu anak pun yang nyampe.
Oh My God! gimana Indonesia mau berubah dari jam karet jadi jam weaker?! *hah??
Iya jam weaker. Kalau kita nge-setting jam 4,
pasti bunyi jam 4 juga kan? tepat dan disiplin tuh. Nah kalau jam karet kan,
yah tahu sendirilah, ngareeett.. harusnya jam berapa malah jadinya jam berapa.
Hem, nggak suka nunggu! Tapi apapun yang terjadi
aku akan tetap menunjukkan senyum saat mereka datang . *ngibadah..
Nyatanya pas jam 4 sore lebih 20 menit, dua orang
datang dan aku pun tersenyum. Nggak terpaksa, tapi lebih ke perasaan lega. *dipikir
enak nunggu sendirian -__- Lalu beberapa
orang datang lagi, termasuk orang yang nyuruh aku kumpul di depan SMP. Melihat
mereka, perasaan jadi seneng. Gimana nggak seneng, kan udah lama banget nggak
ketemu. Yah meskipun perasaan senang itu sedikit berkurang karena beberapa sms
masuk yang bilang kalau nggak jadi bisa ikut acara reuni plus buka bersama.
Ditunggu sampai jam 5 sore, cuma ada aku (perempuan) dan sembilan orang lain
(laki-laki). Akhirnya setelah 15 menit lewat, kita berangkat ke lokasi buka
bersama.
Emang dasar feeling udah nggak terlalu enak.
Begitu aku meminta yang lain untuk berangkat duluan, kaki kananku ternyata
lemas dan sakit. Sialnya, motorku harus di slah. Haduuuh. Lagi unlucky emang. Sebelum aku tahu kalau
kakiku sakit, ada sebenarnya yang tanya bisa atau nggak nge-slah motornya
*mungkin dia tahu motorku udah tua dan susah di slah -.-a, tapi aku reflect aja
bilang ‘bisa’, ckck...
Alhamdulillahnya, setelah beberapa kali dicoba,
akhirnya bisa. Tapi kaki masih sedikit sakit. Mungkin ada sesuatu yang salah
waktu aku dorong motor sebelumnya -_-“
Sampai di Lokasi buka bersama, akhirnya aku
bertemu yang sejenis denganku, alias perempuan. Seperti dugaanku sebelumnya,
anak perempuan yang datang memang sedikit. Jumlah total perempuan cuma 7 orang.
Well, ternyata nggak sepi kok. Tetep aja ramai dengan jumlah total anak yang
datang 19 orang. Benar-benar nggak ada separo kelas. Yang bikin sedih itu nggak
bisa mewujudkan keinginan mereka untuk bertemu anak-anak satu kelas. *gomen ne
minasan (maaf teman-teman)
Kita pun melakukan tradisi kita, yaitu foto-foto
sambil nunggu buka puasa. Setelah buka puasa, shalat maghrib, terus lanjut deh
kita main ke Alun – Alun Purwokerto. Dan itu memang sudah ritualnya dari
bertahun-tahun lamanya. Sampainya di Alun-Alun Purwokerto, ya biasa, foto-foto
lagi. Setelah itu kita duduk melingkar. Apa tradisi yang selanjutnya kita
lakukan…? Seorang temanku menyarankan untuk main Truth&Dare. O ooooww -____-
Wah aku sudah berfirasat apes nih kalau main itu,
tapi karena nggak ada permainan lain jadi ya aku meng-oke-kan saja dan
menawarkan pada yang lain. Yang lain juga setuju. Botol Aq** atau botol minum
yang lain dicari nggak ada, akhirnya nutur
stik gelembung warna merah sebagai alat penunjuk.
Pemain pertama-kedua dan selanjutnya sih masih
terbilang aman bagiku. Nah pemain yang kesekian itu yang membuat posisiku
selanjutnya nggak aman. Ketika stik penunjuk itu ngarah ke anak laki-laki itu,
si temenku yang perempuan yang duduk di sebelahnya itu tanya tentang aku sama
si dia dulu. Aku nggak tahu temenku itu tahu darimana tentang hubungan aku dan si
dia. Dan alhasil temen-temen semuanya pada tahu kalau aku sama dia pernah punya
hubungan spesial. Alaaahjaaann, pas giliranku yang main, lagi-lagi ditanyain
tentang aku sama si dia. Mana pertanyaannya banyak, barengan lagi tanyanya, aku
ya jadi bingung mau njawab yang mana dulu. Saya merasa terpojokkan dan tidak
bisa berbuat apa-apa lagi! Dan beberapa di antara mereka malah tanyanya
sekalian ngledek juga, haduuuhhh -__-“ Mati gaya. *lebih ke males nanggepin sih
sebenarnya :P
Setelah semua dapat giliran, dan ada beberapa anak
yang pulang duluan, akhirnya kita pun memutuskan untuk pulang juga. Padahal
belum terlalu malam juga, masih jam setengah sembilan. *pada nggak terawih nih,
jangan ditiru sih sebaiknya. Meskipun aku masih pengen bareng mereka, tapi akunya
juga capek, jadi kita pun pulang ke rumah kita masing-masing, setelah foto-foto
lagi tentunya. :D
Sekarang, aku pengen ketemu mereka dan teman-teman
lain yang saat itu nggak sempat datang. Semoga kalian baik-baik aja di sana,
dan semoga suatu saat kita bisa ngumpul semua, 46 orang.
0 comment:
Post a Comment