Tuesday, April 10, 2012

Awan Yang Chrysta Suka (4)

Story 4
Dia Merasuk


Sabtu pagi sekitar pukul 07.05, Chrysta berangkat ke Kampus untuk mengikuti tes TOEFL. Begitu juga dengan Cloud. Suasana pagi yang cerah dan cukup sejuk, karena pepohonan di depan Gedung C sekian, membuat Chrysta nyaman untuk berjalan pelan di sana. Dari jauh, terlihat Cloud datang dari arah berlawanan mengenakan kaos biru dan jaket putih. Tidak ada orang lain lagi yang menghalangi mereka saling berhadap-hadapan. Deg! Terasa sesuatu bergejolak di diri Chrysta. Dia tidak berani menatapnya dan berjalan sedikit menunduk. Untungnya Chrysta sampai di Gedung tempat tes berlangsung lebih dulu dan segera bergabung dengan temannya.
Chrysta salah tingkah? Bisa jadi. Bagaimana tidak salah tingkah, malam sebelum tes saja mereka sudah membuat janji untuk bertemu setelah tes selesai. Bingung dan malu rasanya. Bahkan Chrysta ingin mengcancel pertemuan itu. Meski begitu yang dia rasakan, Chrysta tetap terlihat calm dan biasa saja.
Chrysta bukan orang yang mudah melanggar janjinya, maka seusai tes mereka tetap bertemu. Mereka menunaikan shalat Dhuhur dulu kemudian barulah mereka menuju suatu pendopo di Kampus yang sering digunakan untuk kuliah dan latihan mahasiswa jurusan Seni Tari,- biasanya juga bisa jadi tempat kumpul bareng teman-teman atau sekedar mengerjakan tugas dan lainnya-.
Cukup banyak yang mereka obrolkan. Mereka saling menceritakan kejadian-kejadian lucu atau konyol yang pernah mereka alami juga beberapa kejadian sedih. Sempat juga mereka membicarakan tentang seseorang yang pernah singgah di hati a.k.a mantan pacar. Bahkan ketika Chrysta menceritakan mimpi anehnya, yaitu dia menikah dengan seseorang, Cloud menebak itu adalah mantan pacar Chrysta.
“Bukan dia kok,” kata Chrysta sambil senyum-senyum. Dia puas jika dia membuat Cloud penasaran.
“Lha terus siapa?”
“Emm, siapa ya?” berlagak mikir. “Rahasia, hahaha…” Terlihat sedikit ekspresi kesal Cloud, tapi Chrysta tetap tidak akan memberitahunya.
“Aku heran deh, kok bisa aku mimpiin hal itu. Mungkin karena event pra-wedding di kelas kali ya,”
Event pra-wedd? Di kelas??” tanya Cloud kebingungan.
“Iya. Jadi tuh waktu kelas Bahasa, anak satu kelas diminta buat artikel. Terus dikasih satu paragraf tentang penulis plus foto. Nah, fotoku itu foto pas aku pakai kebaya dan temenku ada yang nyletuk itu foto pra-wedding. Belum ending sampai situ. Waktu dosennya mengecek punya Danny, fotonya itu editan tapi si Dosen bilang ‘kayak foto pra-wedd juga’. Spontan tuh anak sekelas teriak ‘Ciieeee!’ Malu banget aku!”
“Ah, aku tahu sekarang.”
“Hah? Tahu apa maksudnya?”
“Tahu siapa yang di mimpi kamu tuh.” Hening sejenak. Chrysta sedikit tegang. Lalu Cloud berkata, “Danny.” Rasa tegang langsung menghilang.
“Ini orang, segitu penasarannya yah, ckckck…” kata Chrysta dalam hati. “Mau siapa pun yang kamu tebak, nggak akan aku bilang. Gila aja, apa kata dunia kalau aku terus terang laki-laki di mimpi itu kamu.” Dan senyum Chrysta itu mungkin membuat Cloud lebih penasaran tapi dia tidak melanjutkan tebak-tebakan itu.

Saking serunya mengobrol, tidak terasa adzan Ashar pun berkumandang. Sekitar jam setengah empat sore, Chrysta dan Cloud pergi ke Masjid. Setelah selesai shalat, Chrysta langsung pulang ke kosnya. Karena tidak bertemu setelah shalat, Chrysta berpamitan lewat sms.
“Akhirnya berlalu juga. Jantungku bisa kembali berdetak dengan normal,” kata Chrysta dalam hatinya. Sambil berjalan pulang, dia mengingat kembali yang baru saja terjadi. Lalu dia tersenyum. Senang.

0 comment:

Post a Comment

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management